Ribuan Hektare Pertanian di Grobogan dan Demak Dipastikan Gagal Panen Terdampak Banjir

Banjir di Demak, Jawa Tengah. (MGN/Budi Hutomo)

Ribuan Hektare Pertanian di Grobogan dan Demak Dipastikan Gagal Panen Terdampak Banjir

Media Indonesia • 10 February 2024 09:55

Demak: Dampak bencana banjir melanda Kabupaten Grobogan dan Demak, Jawa Tengah, ribuan hektare lahan pertanian di kedua daerah itu terancam gagal panen (puso), harga gabah melonjak mendorong terus meningkatnya harga beras di pasaran.

Pemantauan Media Indonesia Sabtu, 10 Februari 2024, hingga saat ini banjir masih merendam Kabupaten Grobogan dan Demak dan jumlah pengungsi terus meningkat karena tempat tinggalnya terendam banjir hingga ketinggian tiga meter. Bahkan sejumlah keluarga masih terisolasi karena lokasi sulit ditembus.

Tidak hanya itu, dampak banjir melanda kedua daerah tersebut juga mengakibatkan ribuan hektare sawah terendam dan terancam gagal panen akibat tanaman mati dan hanyut dibawa banjir.

"Tanaman padi saya baru berusia 15 hari, terendam banjir hingga satu meter pasti rusak dan mati, karena belum ada tanda-tanda air surut," kata Wiji, 40, petani di Gubug, Grobogan.

Hal serupa juga diungkapkan Warsono, 50, petani di Karanganyar, Kabupaten Demak bahwa gagal panen sudah di depan mata karena tanaman padi yang berusia 10-25 hari tidak hanya terendam, tetapi rusak berat dan hanyut saat banjir melanda kawasan ini.

"Kalau terendam lebih dari sepekan busuk dan mati, tetapi ini hanyut," imbuhnya.
 

Baca juga: Banjir Demak, 8.170 Warga Mengungsi Kekurangan Makanan dan Pakaian

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Sunanto secara terpisah membenarkan ancaman gagal panen berbagai jenis tanaman pertanian seperti padi, jagung, bayam, kacang panjang, pare, terong, kedelai, hortikultura dan bawang merah sebagai dampak banjir sudah di depan mata, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk dapat menyelamatkan.

"Ada 4.194 hektare lahan persawahan di tersebar di 56 desa di 15 kecamatan di daerah ini yang terendam banjir akibat meluap dan jebolnya sejumlah sungai pada Senin, 5 Februari 2024, bahkan hingga kini banjir juga masih merendam persawahan dengan ketinggian air 50-200 sentimeter," ujar Sunanto.

Dengan semakin lamanya tanaman pertanian terendam, demikian Sunanto, dipastikan banyak tanaman berusia 10-25 hari mati akibat membusuk, selain itu juga sebagian tanaman juga rusak dan hanyut saat banjir melanda, namun hingga kini pendataan secara pasti sawah alami gagal panen masih dilakukan meskipun diperkirakan lebih dari 50 persen.

Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan mengungkapkan hal serupa, berdasarkan pendataan pertanian dampak banjir melanda 30 desa di tujuh kecamatan di Demak sebanyak 1.400 hektare sawah terendam banjir sehingga terancam gagal panen.

Selain tanaman padi rusak dan hanyut, lanjut Agus Herawan, juga mati membusuk apalagi sebagian tanaman masih muda dan terendam banjir cukup lama.

"Sebagian besar dari jumlah lahan terendam dipastikan gagal panen," imbuhnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)