Daging Babi. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 9 November 2023 18:50
Jakarta: Harga konsumen Tiongkok melemah pada Oktober 2023. Indikator utama permintaan domestik menunjukkan pelemahan yang belum pernah terjadi sejak pandemi ini. Data dari Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan Indeks harga konsumen (CPI) turun 0,2 persen di bulan Oktober dari tahun sebelumnya dan turun 0,1 persen dari September.
Penurunan ini berada di bawah median penurunan tahunan sebesar 0,1 persen dan prediksi bulanan yang datar dalam jajak pendapat Reuters. Kedua indikator tersebut terakhir kali negatif secara bersamaan pada November 2020 selama pandemi covid-19.
Angka utama ini disebabkan oleh penurunan harga daging babi yang turun 30,1 persen, meningkat dari penurunan 22 persen pada September 2023. Namun, bahkan inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan bahan bakar, melambat menjadi 0,6 persen di Oktober dari 0,8 persen di bulan September. Hal ini menunjukkan Tiongkok terus berjuang melawan kekuatan disinflasi dan risiko gagalnya target inflasi utama pemerintah setahun penuh ditetapkan sekitar tiga persen.
Harga konsumen mengalami deflasi pada Juli dan kembali ke wilayah positif pada Agustus namun datar pada September. Deflasi pabrik berlanjut selama 13 bulan berturut-turut di Oktober. Dikombinasikan dengan indikator-indikator ekonomi lainnya, data pada kuartal keempat sejauh ini menunjukkan pemulihan yang berarti di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini masih sulit dilakukan.
"Data menunjukkan memerangi disinflasi yang terus-menerus di tengah melemahnya permintaan masih menjadi tantangan bagi para pembuat kebijakan Tiongkok," kata Kepala Ekonom di Jones Lang Lasalle Bruce Pang, dilansir Channel News Asia, Kamis, 9 November 2023.
“Bauran kebijakan yang tepat dan langkah-langkah yang lebih mendukung diperlukan untuk mencegah perekonomian dari penurunan ekspektasi inflasi yang dapat mengancam kepercayaan dunia usaha dan belanja rumah tangga," tegas dia.