3 Orang Tewas dalam Insiden Kapal Tanker Tabrak Perahu Nelayan Filipina di Laut China Selatan

Sebuah perahu nelayan Filipina berada di dekat kapal Tiongkok di Laut China Selatan. (AP Photo/Aaron Favila)

3 Orang Tewas dalam Insiden Kapal Tanker Tabrak Perahu Nelayan Filipina di Laut China Selatan

Marcheilla Ariesta • 4 October 2023 13:31

Manila: Sebuah perahu nelayan Filipina bertabrakan dengan kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Laut China Selatan pada Senin kemarin.  Tiga orang tewas dalam insiden nahas tersebut.

Penjaga pantai Filipina menyebut tabrakan antara perahu dan kapal tanker itu sebagai sesuatu "yang tidak disengaja."

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr sebelumnya mengatakan, Manila sedang menyelidiki insiden tersebut untuk mengetahui penyebab pasti kematian dalam insiden tabrakan tersebut. 

"Kami meyakinkan para korban, keluarga mereka, dan semua orang, bahwa kami akan melakukan segala upaya untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas insiden maritim ini," kata Marcos Jr melalui media sosial, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 4 Oktober 2023.

Insiden terjadi pada Senin lalu, ketika kapal nelayan melakukan transit di 157 kilometer barat laut wilayah Scarborough Shoal yang disengketakan. "Insiden tersebut masih dalam penyelidikan untuk memastikan detail dan keadaan seputar tabrakan," tutur Marcos Jr.

"Mari kita izinkan PCG melakukan tugasnya dan melakukan penyelidikan, dan untuk sementara kita menahan diri dari terlibat dalam spekulasi," tambah dia, mengacu pada istilah untuk penjaga pantai Filipina.

Perselisihan Filipina dan Tiongkok

Ketegangan di sekitar Laut China Selatan baru-baru ini berkobar setelah Filipina mengatakan pihaknya telah menyingkirkan penghalang terapung sepanjang 300 meter yang dipasang penjaga pantai Tiongkok di dekat Scarborough Shoal, tempat penangkapan ikan utama dan salah satu fitur maritim yang paling diperebutkan di Asia. 

Scarborough Shoal, dinamai berdasarkan nama kapal kargo Inggris yang kandas di area tersebut pada abad ke-18, direbut pada 2012 oleh Tiongkok. Sejak saat itu, Beijing terus mempertahankan keberadaan penjaga pantai dan kapal pukat ikan di wilayah itu.

Tiongkok mengecam tindakan Filipina yang menyingkirkan penghalang terapung. Sementara Amerika Serikat memberikan dukungannya kepada Filipina, dan berjanji untuk menghormati komitmen mengenai pembelaan terhadap sekutu jika sewaktu-waktu terjadi serangan.

Baca juga:  Filipina Singkirkan 'Penghalang Terapung' Tiongkok di Laut China Selatan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)