Korea Selatan. Foto: Unsplash.
Seoul: Inflasi Korea Selatan meningkat pada Juli karena tingginya harga buah-buahan dan produk minyak bumi, meskipun tetap di bawah 3 persen selama empat bulan berturut-turut.
Dikutip dari
Channel News Asia, Jumat, 2 Agustus 2024, harga konsumen, pengukur utama inflasi, naik 2,6 persen pada bulan lalu, dibandingkan dengan kenaikan 2,4 persen pada bulan sebelumnya. Menurut data dari Statistik Korea ini adalah pertama kalinya dalam enam bulan bahwa pertumbuhan harga meningkat pesat.
Pada Januari, inflasi melambat menjadi 2,8 persen, turun di bawah tiga persen untuk pertama kalinya sejak Juli 2023 tetapi naik tipis menjadi 3,1 persen pada Februari dan tetap pada level yang sama pada bulan berikutnya sebelum mendingin menjadi 2,9 persen pada April.
Angka tersebut kemudian turun menjadi 2,5 persen pada Mei dan selanjutnya menjadi 2,4 persen pada Juni, yang merupakan level terendah sejak Juli 2023.
Inflasi pada Juli dipimpin oleh tingginya harga hasil pertanian, khususnya buah-buahan. Harga produk pertanian, peternakan, dan perikanan naik 5,5 persen secara tahunan. Produk pertanian, khususnya, melonjak sembilan persen. Dari barang-barang utama, harga apel melonjak 39,6 persen, dan harga pir melonjak pada level rekor 154,6 persen.
Pejabat Korsel mengatakan negara itu mengalami kekurangan pasokan buah-buahan karena panen yang buruk tahun lalu di tengah kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, dan harga yang tinggi tersebut diperkirakan akan terus berlanjut untuk beberapa waktu.
Produk minyak bumi naik
Harga produk minyak bumi naik 8,4 persen secara tahunan pada bulan Juli, pertumbuhan tertinggi sejak Oktober 2022. Hal itu disebabkan oleh ketidakstabilan harga minyak global selama krisis Timur Tengah dan penyesuaian pemerintah terhadap pemotongan pajak bahan bakar untuk mobil.
Korea Selatan memperpanjang skema pemotongan pajak bahan bakar selama dua bulan hingga akhir Agustus tetapi menyesuaikan tingkat pengurangan untuk bensin menjadi 20 persen dari 25 persen dan untuk solar dan LPG butana menjadi 30 persen dari diskon sebelumnya 37 persen. Harga jasa naik 2,3 persen secara tahunan pada Juli. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 2,2 persen.
Harga kebutuhan sehari-hari, 144 barang yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti makanan, pakaian, dan perumahan -- naik 2 persen bulan lalu, melambat dari pertumbuhan 2,8 persen pada Juni.
Pemerintah Korsel telah mengatakan negara tersebut diproyeksikan akan mencapai tingkat target dua persen pada sekitar akhir 2024, meskipun harga diperkirakan akan turun pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diharapkan sebelumnya. Kementerian Keuangan Korsel memperkirakan harga tahun ini akan naik 2,6 persen.