Putin Utarakan Dukung Kamala Harris dalam Pilpres AS

Presiden Rusia Vladimir Putin dukung Kamala Harris. Foto: Anadolu

Putin Utarakan Dukung Kamala Harris dalam Pilpres AS

Fajar Nugraha • 6 September 2024 07:16

Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa setelah Presiden AS saat ini Joe Biden "dikeluarkan" dari pemilihan presiden, Moskow sekarang mendukung Wakil Presiden Kamala Harris. Harris menggantikan Biden dengan tiket pemilu presiden dari Partai Demokrat.

Berbicara di sebuah forum ekonomi di kota Vladivostok di Timur Jauh Rusia, Putin mengatakan Moskow "akan mendukungnya."

"Favorit kami, jika boleh saya katakan, adalah presiden saat ini, Biden. Dia dikeluarkan dari pemilihan, tetapi dia merekomendasikan agar semua pendukungnya mendukung Ibu Harris. Itu juga yang akan kami lakukan. Kami akan mendukungnya," kata Putin, seperti dikutip Anadolu, Jumat 6 September 2024.

Pada saat yang sama, yang terpenting adalah pilihan rakyat Amerika dan bukan apa yang dipikirkan atau didukung Rusia, tambahnya.

"Mengenai favorit, itu bukan hak kami untuk menentukan. Itu tetap pilihan rakyat Amerika," tegas Putin.

Putin kemudian bercanda bahwa karena Harris "tertawa dengan sangat ekspresif dan menular," itu berarti "dia baik-baik saja" dan dia tidak akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut kepada Rusia.

Meskipun dia memperingatkan bahwa rakyat Amerikalah yang memutuskan, pernyataan Putin langsung menuai teguran dari Washington.

"Putin seharusnya berhenti berbicara tentang pemilihan umum kita, titik. Dia seharusnya tidak memihak siapa pun," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, kepada wartawan.

Kirby menambahkan bahwa Putin "juga harus berhenti mencampuri" pemilihan umum, satu hari setelah AS mengumumkan tuduhan atas dugaan upaya Rusia untuk mempengaruhi pemilihan umum 5 November.

Dalam pemilihan presiden AS tahun ini, Biden ditetapkan untuk mewakili Partai Demokrat, tetapi pada 21 Juli, dia mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan dan mendukung Harris.

Mantan Presiden Donald Trump, yang memiliki hubungan yang lebih bersahabat dengan Putin daripada Biden atau Harris, mendapat persetujuan dari Partai Republik untuk menjadi presiden.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)