Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Insi Nantika Jelita • 15 August 2024 14:38
Jakarta: Impor pakaian jadi dari Tiongkok tercatat mengalami penurunan dalam tujuh bulan terakhir.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Widyasanti mengatakan, tak hanya pakaian tetapi aksesoris dari negeri Tirai Bambu itu juga mengalami penurunan.
"Perlu menjadi catatan dan perhatian secara kumulatif, impor pakaian dan aksesoris (rajutan) HS61 dari Tiongkok sepanjang Januari sampai Juli 2024 mengalami penurunan 4,75 persen," ujar Amalia dalam konferensi pers yang dilansir Media Indonesia, Kamis, 15 Agustus 2024.
Selain itu, komoditas pakaian dan aksesoris (bukan rajutan) atau kode HS62 juga mengalami penurunan sebesar 7,17 persen. Penurunan cukup tinggi adalah barang berjenis bra berbahan non katun atau kode HS6216099.
Faktor yang memengaruhi kenaikan dan penurunan
Amalia mengatakan, data ekspor maupun impor akan lebih baik jika dilihat secara kumulatif. Sebab, ada banyak faktor yang memengaruhi kenaikan dan penurunan nilai apabila dilihat secara bulanan.
"Kalau bulanan nanti dipengaruhi oleh proses waktu pengiriman, kemudian stok setiap bulan, mungkin akan berbeda. Tapi kalau kita lihat bagaimana performa ekspor maupun impor suatu negara itu lebih baik kita lihat dalam angka yang sudah diakumulasikan," jelas Amalia.
Diketahui, nilai impor Indonesia pada Juli 2024 mencapai USD21,74 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 17,82 persen secara bulanan dan 11,07 persen secara tahunan.
Penyumbang utama peningkatan nilai impor secara bulanan dan tahunan adalah impor bahan baku/penolong. (insi)