UNHCR Patut Dicurigai Sengaja Biarkan Etnis Rohingya Keluar dari Penampungan

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana. (Medcom.id)

UNHCR Patut Dicurigai Sengaja Biarkan Etnis Rohingya Keluar dari Penampungan

Willy Haryono • 26 October 2024 18:32

Jakarta: Sebanyak 152 etnis Rohingya telah kembali memasuki wilayah Indonesia setelah terkatung-katung di laut pada Jumat kemarin.

Ada dugaan para Rohingya itu bukan dari Rahkine, Myanmar, melainkan dari tempat penampungan Cox’s Bazar yang dikelola oleh UNHCR di Bangladesh.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat, para etnis Rohingya tersebut melakukan perjalanan berbahaya di laut bukan karena dipersekusi oleh otoritas setempat, melainkan karena UNHCR gagal dalam mengelola tempat penampungan. 

“UNHCR juga gagal dalam mencegah etnis Rohingya dalam mempertaruhkan nyawa mereka di lautan,” sebut Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu,

Alasan para etnis Rohingya dalam mempertaruhkan nyawa mereka, lanjut Hikmahanto, adalah karena ingin mendapatkan tempat yang lebih layak di negara ketiga seperti Malaysia dan Indonesia.

Bahkan menurut Hikmahanto, besar dugaan UNHCR sengaja meloloskan para etnis Rohingya keluar dari tempat penampungan karena ketidakmampuan mereka dalam mengelola penampungan di Cox’s Bazaar.

Bila memang demikian, Hikmahanto menduga UNHCR memang hendak merelokasi para etnis Rohingya ke berbagai negara, termasuk Indonesia, secara ilegal mengingat Indonesia bukan negara peserta Konvensi Pengungsi 1951.

Selama ini, sejumlah etnis Rohingya yang telah diselamatkan dan ditampung di sejumlah lokasi di Indonesia ternyata melarikan diri dan berbaur dengan masyarakat Indonesia. 

Hikmahanto menilai tidak ada upaya dari UNHCR agar etnis Rohingya dicari dan dikembalikan ke tempat penampungan asal di Cox’s Bazaar.

“Untuk itu, pemerintah perlu bertindak tegas terhadap UNHCR atas tindakan tidak terpuji yang merugikan Indonesia,” kata Hikmahanto.

“Di samping itu, para etnis Rohingya yang diselamatkan perlu untuk ditampung di pulau terpencil yang tidak ada masyarakat lokal hingga nasib mereka ditentukan oleh UNHCR,” lanjutnya.

“Patut disayangkan pula negara-negara kampiun HAM ternyata lepas tangan atas etnis Rohingya dan membebankan masalah ini kepada Indonesia dengan cara mengapresiasi penyelamatan yang dilakukan oleh otoritas Indonesia,” pungkas Hikmahanto.

Baca juga:  Terombang-ambing di Perairan Aceh, Ratusan Imigran Rohingya Dievakuasi ke Daratan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)