Gamelan jadi mata kuliah di Universitas di Ekuador. (KBRI Quito)
Marcheilla Ariesta • 16 September 2024 12:33
Quito: Universidad de Las Artes Guayaquil, Ekuador memasukkan gamelan dalam kurikulum Escuela de Artes Sonoras (EAS) sejak 2023. Mereka jadi satu-satunya perguruan tinggi dengan mata kuliah gamelan yang diujikan di Amerika Latin.
Menurut KBRI Quito, cikal bakal hadirnya gamelan dan kemudian menjadi mata kuliah tersebut, terkait erat dengan inisiatif KBRI yang dipimpin oleh Duta Besar Agung Kurniadi. Dubes Agung disebut secara aktif melakukan komunikasi dan pendekatan kepada pihak universitas.
“Sehingga akhirnya pada 2022 disepakati kerja sama peminjaman gamelan kepada Universidad de Las Artes (UArtes),” kata KBRI Quito dalam siaran persnya.
Tidak berhenti pada itu saja, kata siaran pers tersebut, KBRI kemudian secara periodik menghadirkan maestro Gamelan Joko Ngadimin untuk mengajar kelas gamelan setiap tahunnya.
Selain secara rutin mengikuti perkuliahan gamelan, para mahasiswa dalam kelas ini, dengan dukungan KBRI, juga telah tampil mengikuti berbagai event di Ekuador, serta menampilkan dan memperkenalkan gamelan kepada khalayak Ekuador.
Pada 14 September 2024, ansambel UartesGamelan, yang dipimpin oleh Dr. Astaiza, tampil di Festival Jazz Ekuador 2024. Ensambel Uartes menginterpretasikan komposisi “OM” oleh Andrey Astaiza. Karya ini terdiri dari gaya melodi cantus firmus yang ditulis oleh Dario Davalos.
Alunan melodi ini dimainkan oleh para mahasiswa gamelan UArtes.
“Komposisi kolaboratif ini menggambarkan warna suara gamelan dan marimba Ekuador yang menghasilkan irama crescendo yang mengingatkan penonton akan suara parade, sehingga menciptakan suasana unik di mana terompet Prancis dan Kalimba yang dibawakan oleh Astaiza menjadi pengiring untuk keseluruhan karya,” kata pernyataan itu.
Komposisi ini juga menggunakan melodi tradisional Ekuador seperti andarele dan melodi tradisional dari tradisi gamelan Indonesia. Dosen-dosen UArtes lainnya juga bergabung dalamansambel ini, termasuk Carlos Alban dan Javier Andres Ocampo, Direktur EAS, serta sembilan mahasiswa UArtes yang memainkan alat musik gamelan.
Kolaborasi kreatif ini menunjukkan bahwa gamelan mampu diadaptasikan dan dimainkan bersama dengan instrumen musik modern dan tradisional lainnya.
Tercatat sekitar 600 orang penonton Ekuador hadir dalam kegiatan ini, termasuk Dubes Agung, pejabat KBRI, sejumlah mitra KBRI di Ekuador dan diaspora Indonesia.
“Diharapkan melalui kegiatan ini, tidak hanya pada mengenalkan seni budaya Indonesia kepada masyarakat Ekuador, tetapi akan menarik minat wisatawan Ekuador ke Indonesia,” sambung keterangan pers itu.
Menurut data BPS, jumlah wisatawan Ekuador ke Indonesia hingga Juli 2024 sudah mencapai 970 orang, pada periode yang sama 2023 berjumlah 765 orang.
Baca juga: Serahkan Surat Kepercayaan, Dubes RI Tawarkan Kerja Sama Ekonomi ke Ekuador