Korea Selatan. Foto: Unsplash.
Seoul: Bank Sentral Korea (BOK) diprediksi akan mempertahankan suku bunga kebijakannya pada tingkat tertinggi dalam 15 tahun terakhir sebesar 3,50 persen.
Namun BOK diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada kuartal berikutnya atau berbarengan dengan dimulainya pelonggaran kebijakan oleh The Fed.
BOJ akan melakukan ini untuk menghadapi tekanan inflasi yang turun ke level terendah dalam 11 bulan sebesar 2,4 persen pada bulan Juni, namun tetap berada di atas target bank sentral sebesar dua persen serta melemahnya won Korea lebih dari enam persen terhadap dolar AS pada tahun ini,
Sebanyak 40 ekonom dalam jajak pendapat Reuters pada 3-8 Juli 2024 memperkirakan BOK akan mempertahankan suku bunga dasar tidak berubah di 3,50 persen pada 11 Juli 2024.
"Kami melihat pertumbuhan CPI Juni turun menjadi 2,4 persen, namun saya yakin angka Juli akan meningkat. Jika BOK memutuskan untuk memotong sebelum The Fed, won Korea akan semakin melemah dan hal ini akan memberikan tekanan pada inflasi nantinya," kata Kepala Ekonom di Meritz Securities Stephen Lee, dilansir Channel News Asia, Selasa, 9 Juli 2024.
Stephen menuturkan pilihan paling nyaman yang dapat diambil BOK adalah melihat inflasi stabil di bawah 2,5 persen selama sekitar dua bulan berturut-turut dan melihat The Fed memangkas suku bunganya sebelum melakukan pemotongan pertama pada Oktober.
Perkiraan median menunjukkan suku bunga akan tetap tidak berubah hingga kuartal berikutnya sebelum penurunan 25 basis poin menjadi 3,25 persen dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Dalam survei Mei, pandangan konsensus memperkirakan penurunan sebesar 50 bps pada tahun ini.
Penurunan suku bunga pertama
Di antara para ekonom yang memberikan perkiraan suku bunga hingga akhir 2024, 24 orang memperkirakannya sebesar 3,25 persen, 15 orang mengatakan 3,00 persen. Pantheon Macroeconomics menjadi satu-satunya peserta yang memperkirakan tingkat suku bunga dasar akan tetap stabil di angka 3,50 persen.
"Kami masih percaya penurunan suku bunga pertama BOK akan dilakukan pada bulan Oktober, karena utang rumah tangga telah kembali meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan risiko kenaikan inflasi tetap tinggi,” kata Ekonom Senior di ING Min Joo Kang.
Min menuturkan inflasi kemungkinan akan meningkat lagi pada Juli karena pengurangan pajak bahan bakar dan beberapa biaya layanan publik daerah akan meningkat.
"Namun, jika inflasi Juli ternyata lebih rendah dari perkiraan, maka kemungkinan pemotongan pada bulan Agustus akan meningkat," tegas dia.
Utang rumah tangga Korea Selatan termasuk yang tertinggi secara global, sehingga membuat suku bunga tinggi yang berkepanjangan terasa menyakitkan dan berpotensi menyebabkan kemerosotan perekonomian.
Namun para ekonom dalam jajak pendapat tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan akan membaik tahun ini, rata-rata sebesar 2,5 persen pada 2024 dan 2,2 persen pada 2025, naik dari 1,4 persen pada tahun lalu. Ekspektasi tersebut sejalan dengan perkiraan BOK.
Sementara itu, Inflasi diperkirakan rata-rata sebesar 2,6 persen dan 2,1 persen pada tahun ini dan tahun depan.