Kamboja Sebut Thailand Serang Wilayah Wisata Siem Reap

Thailand dikabarkan masih terus lakukan pengeboman ke Kamboja. Foto: Army Military Force Facebook

Kamboja Sebut Thailand Serang Wilayah Wisata Siem Reap

Fajar Nugraha • 16 December 2025 06:14

Phnom Penh: Kamboja menuduh Thailand melakukan serangan jauh di dalam wilayahnya. Thailand dianggap membombardir provinsi yang merupakan rumah bagi kuil-kuil Angkor yang berusia berabad-abad di Kamboja.

Kuil itu merupakan daya tarik wisata utama negara itu dan untuk pertama kalinya masuk dalam konflik perbatasan yang kembali berkobar.

Puluhan orang tewas dalam pertempuran selama lima hari pada bulan Juli sebelum gencatan senjata disepakati dan kemudian dilanggar dalam beberapa bulan, bagian dari konflik berkepanjangan yang berakar pada demarkasi perbatasan sepanjang 800 km antara kedua negara pada era kolonial.

Pertempuran yang kembali terjadi antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini bulan ini telah menewaskan sedikitnya 31 orang, termasuk tentara dan warga sipil, dan menyebabkan sekitar 800.000 orang mengungsi, kata para pejabat.

Masing-masing pihak saling menyalahkan atas pemicu pertempuran, mengklaim pembelaan diri dan saling tuding melakukan serangan terhadap warga sipil.

Kamboja, yang kalah dalam hal persenjataan dan pengeluaran dibandingkan militer Thailand, mengatakan pasukan Thailand telah memperluas serangan mereka "jauh ke dalam" wilayah Kamboja pada Senin pagi.

Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebuah jet tempur Thailand telah mengebom "dekat kamp pengungsi sipil di daerah distrik Srei Snam, provinsi Siem Reap".

“Itu adalah serangan terjauh yang dilakukan militer Thailand ke wilayah Kamboja" selama bentrokan yang kembali terjadi, lebih dari 70 km dari perbatasan dan jauh dari daerah sengketa,” ujar Menteri Informasi Kamboja, Neth Pheaktra, seperti dikutip dari AFP, Selasa 16 Desember 2025.

“Itu juga pertama kalinya militer Thailand mengebom daerah-daerah di provinsi Siem Reap,” imbuh Pheaktra.

Pengeboman tersebut memaksa ratusan keluarga yang sudah mengungsi untuk meninggalkan lokasi evakuasi, tambahnya.

Wisatawan khawatir

Kamboja sangat bergantung pada sektor pariwisatanya, yang, seperti di banyak negara, masih dalam proses pemulihan dari pandemi COVID-19. Kedatangan wisatawan asing ke Kamboja tahun lalu mencapai lebih dari 6,7 juta, total tahunan tertinggi yang pernah tercatat, menurut data Kementerian Pariwisata.

Namun, kedatangan dari Juli hingga September tahun ini turun sekitar sepertiga dibandingkan tahun 2019, tahun sebelum pandemi. Penjualan tiket bulanan ke taman arkeologi Angkor turun setidaknya 17 persen dari tahun ke tahun dari Juni hingga November, menurut data dari operator Angkor Enterprise.

Chhay Sivlin, presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja, mengatakan kepada AFP bahwa beberapa wisatawan yang berencana mengunjungi Kamboja melalui perbatasan Thailand telah membatalkan rencana atau mengubah rute untuk melalui negara tetangga Vietnam atau Laos.

Ia mengatakan laporan pemboman di provinsi Siem Reap membuat "beberapa wisatawan yang telah memesan perjalanan mereka sangat khawatir". Beberapa telah membatalkan rencana perjalanan sementara yang lain meminta untuk menunda perjalanan mereka, tambahnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang ikut campur dalam konflik tersebut awal tahun ini, mengatakan pekan lalu bahwa kedua negara telah menyetujui gencatan senjata yang dimulai Sabtu malam.

Namun pertempuran berkecamuk sepanjang akhir pekan dan hingga Senin, dan Bangkok membantah klaim Trump tentang gencatan senjata.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul -,yang membubarkan parlemen pekan lalu, membuka jalan bagi pemilihan umum tahun depan,- mengunggah di Facebook pada hari Minggu bahwa pemerintahnya akan terus melanjutkan pertempuran.

Para pejabat militer di kedua pihak mengatakan bentrokan dan serangan di sepanjang perbatasan masih berlangsung pada hari Senin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)