Anggota Komisi I DPR RI Farah Puteri Nahlia (kiri) meraih penghargaan Excellent Mom in Digital Diplomacy and National Resilience Leadership dalam ajang Wonder Mom Awards 2025. (Foto: Metrotvnews/Duta Erlangga)
Patrick Pinaria • 22 December 2025 22:00
Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Farah Puteri Nahlia meraih penghargaan Excellent Mom in Digital Diplomacy and National Resilience Leadership dalam ajang Wonder Mom Awards 2025. Penghargaan tersebut diberikan karena perannya yang dinilai konsisten dalam memperkuat diplomasi, ketahanan nasional, serta keamanan digital melalui kerja-kerja legislasi di parlemen.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Pemimpin Redaksi Metro TV Budiyanto dalam Wonder Mom Awards 2025 yang digelar di Grand Studio Metro TV, Senin, 22 Desember 2025. Acara ini diselenggarakan bertepatan dengan momentum peringatan Hari Ibu, sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi perempuan, khususnya para ibu, dalam berbagai sektor strategis kehidupan bangsa.
Wonder Mom Awards 2025 mengusung tema 'Ibu Penopang Bangsa: Inspirasi, Dedikasi, dan Transformasi'. Ajang ini menghadirkan seremoni penghargaan yang dipadukan dengan pertunjukan seni dan musik, serta menjadi ruang apresiasi bagi sosok ibu inspiratif dari berbagai bidang, mulai dari politik dan pemerintahan, perbankan, korporasi, hingga pengabdian sosial dan kemanusiaan.
Farah Puteri Nahlia dinilai sebagai figur perempuan yang aktif mendorong penguatan kedaulatan negara, hubungan internasional, serta ketahanan dan keamanan bangsa, khususnya di era digital. Melalui perannya di Komisi I DPR RI, ia menekankan pentingnya kebijakan yang tidak hanya strategis secara nasional, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
Farah bangga bisa mendapat penghargaan Wonder Mom Awards 2025. Ia turut mengapresiasi penyelenggaraan ajang penghargaan ini.
"Tentunya sangat mengapresiasi dengan adanya Wonder Mom Awards 2025 ini, karena kita sebagai perempuan senang sekali bisa diapresiasi dan dilihat bahwa kita ada di panggung politik itu ada maknanya," ujar Farah.
Ia juga menyinggung peran perempuan dan ibu di tengah tanggung jawabnya sebagai anggota parlemen, khususnya di Komisi I yang membidangi hubungan luar negeri, pertahanan, serta komunikasi dan informasi.
"Tentunya kalau kita bicara tentang pekerjaan dan peran sebagai seorang ibu dan perempuan struggle-nya itu dibilang susah-susah gampang, enggak juga. Selama ini kan Komisi I fokus di bidang hubungan luar negeri, pertahanan, komunikasi informasi, walaupun kita fokus di bidang itu kita juga ketika pulang ke rumah seutuhnya kembali menjadi seorang ibu, menjadi seorang istri, sehingga saya rasa itu bukan salah satu yang harus dipilih atau bukan salah satu yang kita harus bingung cara membagi waktunya seperti apa, karena dari keluarga mendukung," tutur anggota Fraksi PAN DPR itu.