Meski Kontroversial, Tulsi Gabbard Resmi Diangkat Jadi Pemimpin Intel AS

Tulsi Gabbard diangkat menjadi Direktur Intelijen Nasional AS. (X/@JDVanceNew)

Meski Kontroversial, Tulsi Gabbard Resmi Diangkat Jadi Pemimpin Intel AS

Riza Aslam Khaeron • 13 February 2025 12:25

Washington DC: Senat Amerika Serikat mengonfirmasi Tulsi Gabbard sebagai Direktur Intelijen Nasional (DNI) dalam pemerintahan Presiden Donald Trump pada Rabu, 12 Februari 2025. Gabbard, yang sebelumnya dikenal sebagai mantan anggota Kongres Demokrat dari Hawaii, kini memimpin 18 badan yang tergabung dalam komunitas intelijen AS, termasuk CIA dan NSA. Konfirmasi ini diterima dengan perolehan suara 52-48, yang sebagian besar berdasarkan garis partai.

Melansir NBC pada Kamis, 13 Februari 2025, hampir seluruh senator Partai Republik mendukung Gabbard, kecuali Mitch McConnell dari Kentucky. McConnell mengkritik keras keputusan ini, menyebut bahwa Gabbard menunjukkan “sejarah keputusan yang mengkhawatirkan” terkait Edward Snowden, Rusia, dan kebijakan terkait China.

“Ketika rekam jejak seorang kandidat membuktikan bahwa mereka tidak layak untuk memegang kepercayaan publik tertinggi, Senat harus menahan persetujuannya,” ujar McConnell.

Sebelumnya, nominasi Gabbard menuai kontroversi, termasuk kritik dari beberapa senator Partai Republik dan Demokrat. Hal ini dipicu oleh pertemuan rahasia Gabbard dengan Presiden Suriah Bashar Al-Assad pada 2017, komentar simpatiknya terhadap Rusia, serta upaya sebelumnya untuk mencabut bagian 702 Undang-Undang Pengawasan Intelijen Asing (FISA).

Namun, dalam sidang konfirmasi, Gabbard menarik kembali kritiknya terhadap FISA, menyebut bahwa undang-undang tersebut “penting” setelah adanya reformasi baru-baru ini.

Gabbard juga mengubah pandangannya terhadap Edward Snowden, seorang mantan kontraktor NSA yang membocorkan informasi rahasia. Sebelumnya, Gabbard mendukung pengampunan bagi Snowden, tetapi dalam sidang Senat, ia menyatakan bahwa ia tidak akan mendorong pengampunan atau pengurangan hukuman untuk Snowden. Namun, ia menolak menyebut Snowden sebagai “pengkhianat.”
 

Baca Juga:
Siapa Tulsi Gabbard? Kepala Intelijen AS Pilihan Trump dan Kenapa Kontroversial?

Di sisi lain, Senator Susan Collins dari Maine, anggota kunci Komite Intelijen Senat, akhirnya mendukung Gabbard setelah menerima penjelasan memadai mengenai pandangannya. Collins menyatakan bahwa Gabbard berbagi visinya untuk “mengembalikan ukuran Kantor Direktur Intelijen Nasional ke skala yang dimaksudkan semula.”

Collins juga menyebut bahwa pandangan Gabbard tentang Snowden dan FISA telah sesuai dengan ekspektasi legislatifnya.

Dengan latar belakang lebih dari dua dekade di Cadangan Angkatan Darat dan pengalaman sebagai anggota Kongres, Gabbard dianggap sebagai sosok yang unik untuk memimpin badan intelijen. Namun, keputusannya meninggalkan Partai Demokrat pada 2022 dan bergabung dengan Partai Republik tahun lalu, memperkuat dukungan Trump dan partai pengusungnya.

Senator Chuck Schumer dari Partai Demokrat menuduh bahwa konfirmasi Gabbard lebih didasarkan pada kepatuhan terhadap Trump daripada kompetensi.

“Direktur Intelijen Nasional harus kuat terhadap musuh-musuh Amerika. Tapi Gabbard telah menghabiskan seluruh karirnya bersimpati kepada Vladimir Putin dan Bashar Al-Assad,” ujar Schumer seperti dikutip NBC.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)