Pemuda dan Petani Jadi Fokus Pembangunan Timor-Leste Pascagabung ASEAN

Perdana Menteri Timor-Leste Kay Rala Xanana Gusmão. Foto: Malay Mail

Pemuda dan Petani Jadi Fokus Pembangunan Timor-Leste Pascagabung ASEAN

Fajar Nugraha • 27 October 2025 16:48

Kuala Lumpur: Perdana Menteri Timor-Leste Kay Rala Xanana Gusmão menegaskan komitmen pemerintahannya untuk memberdayakan pemuda dan petani sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi negara, dalam konferensi pers pada Minggu, 26 Oktober 2025.

Menyusul keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN, Gusmão menyatakan bahwa strategi pembangunan akan berfokus pada penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta kewirausahaan untuk membangun ekonomi yang lebih beragam dan mandiri.

"Kami sekarang mendorong untuk memperkuat ekonomi kami dengan membantu pemuda dan petani memulai usaha mikro, kecil, dan menengah, memberikan kredit, dan mendukung kewirausahaan," tegas Gusmão dalam pernyataannya, dikutip dari Malay Mail, Senin, 27 Oktober 2025.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pada sektor minyak dan gas, sekaligus membangun ketahanan ekonomi berbasis potensi domestik. Pengalaman Timor-Leste dalam organisasi antarpemerintah g7+ untuk negara-negara rapuh dan pasca-konflik disebutkan telah membentuk pendekatan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.


Belajar dari pengalaman negara rapuh

Gusmão membagikan pelajaran berharga dari kerja sama dengan negara-negara kaya sumber daya namun terbelit konflik melalui G7+ .

"Banyak dari negara G7+ kaya, mereka memiliki minyak, berlian, emas, segalanya, tetapi mereka tetap berada dalam konflik," ujarnya.

Ia mengkritik praktik perusahaan asing yang sering memperburuk situasi dengan mendanai kelompok bersaing sambil mengeksploitasi sumber daya, sementara pemerintah lokal tidak berdaya akibat kurangnya kapasitas dan sistem pemerintahan yang lemah.

Gusmão juga memuji pendekatan negara G7+ yang menurutnya non-dogmatis dan berbasis pada pertukaran pengalaman.

"Di organisasi kami, kami tidak saling menggurui. Kami saling bertukar pengalaman seperti bagaimana menyelesaikan konflik, bagaimana menyelenggarakan pemilihan demokratis," ujar Gusmao.

Ia juga mengakui peran Norwegia dalam membantu Timor-Leste membangun sistem transparan untuk mengelola pendapatan minyak di awal kemerdekaan, sambil menyadari bahwa "kesalahan telah dibuat sepanjang jalan" dalam proses pembelajaran menjadi negara demokratis.

ASEAN sebagai wadah penguatan identitas

Bergabung dengan ASEAN kembali ditegaskan Gusmão sebagai langkah strategis untuk memperkuat identitas dan suara internasional, bukan sekadar mengejar keuntungan ekonomi.

"Motivasi kami bukan didorong oleh keuntungan instan, tetapi oleh kenyataan sederhana bahwa kami adalah bagian dari ASEAN," kata Gusmao.

Sebagai negara yang masih "sangat miskin", Timor-Leste memandang diri sebagai "negara rapuh" bukan "negara gagal", yang sedang berproses membangun diri dengan semangat belajar dan kerendahan hati.

Dengan kekuatan kolektif ASEAN, Gusmão yakin suara Timor-Leste yang mungkin tidak didengar jika berdiri sendiri akan "bergema melalui komunitas besar negara-negara ini."

Integrasi regional ini diharapkan dapat mengubah isolasi geopolitik menjadi pengaruh diplomatik, sekaligus membuka peluang pertukaran pengetahuan dan keterampilan yang lebih bernilai daripada sekadar keuntungan material bagi masa depan rakyat Timor-Leste.


 (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)