Ilustrasi. Foto: Medcom.id.
Atalya Puspa • 14 November 2025 14:25
Jakarta: Risiko cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia meningkat dalam sepekan ke depan. Hal itu disebabkan karena menguatnya aktivitas gelombang atmosfer dan munculnya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, kombinasi dua fenomena ini mempercepat pembentukan awan konvektif. Hal itu memicu hujan lebat dalam beberapa hari terakhir.
BMKG melaporkan intensitas hujan tinggi terjadi merata di sejumlah daerah. Dalam tiga hari terakhir, BMKG mencatat kejadian hujan lebat–sangat lebat di Majalengka (128,3 mm), Cirebon (123,5 mm), Tangerang Selatan (99,3 mm), Balikpapan (83,4 mm), Nabire (78,5 mm), Pangkal Pinang (75,2 mm), dan Yogyakarta (63,6 mm).
Menurut BMKG, peningkatan hujan ekstrem ini terjadi akibat interaksi beberapa faktor atmosfer. “Kejadian hujan lebat hingga sangat lebat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika atmosfer Indonesia, baik pada skala global, regional, maupun lokal,” ujar BMKG dikutip dari Media Indonesia, Jumat, 14 November 2025.
BMKG mencatat pola sirkulasi siklonik tengah terbentuk di Samudra Hindia barat daya Sumatra, selatan Jawa Timur, Bali, serta perairan tenggara Filipina. Pola ini diperkirakan bertahan dalam beberapa hari ke depan.
| Baca juga: BMKG: Waspada Cuaca Panas, Hujan Petir, hingga Banjir Rob pada Hari Ini |
