Hari Diwali pada 21 Oktober 2025 Jadi Libur Nasional atau Tidak? Ini Penjelasannya

Jakarta: Hari ini, 21 Oktober 2025 memperingati Hari Diwali atau Deepavali yang merupakan salah satu hari besar keagamaan bagi umat Hindu di seluruh dunia.

Banyak yang bertanya, apakah hari ini termasuk hari libur nasional karena memperingati Hari Diwali 2025? Pertanyaan ini wajar muncul terutama ketika momen perayaannya tiba. Berikut informasinya.

Apakah Diwali Libur di Indonesia?

Di Indonesia, Hari Diwali belum termasuk dalam daftar hari libur nasional yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri. Artinya, pada Selasa, 21 Oktober 2025, kegiatan perkantoran, sekolah, dan instansi pemerintahan tetap berjalan seperti biasa.

Meski begitu, beberapa daerah dengan komunitas Hindu India atau Tamil yang cukup besar seperti di Bali terkadang mengadakan perayaan khusus. Beberapa perusahaan swasta atau sekolah berbasis komunitas juga dapat memberikan izin atau libur lokal sebagai bentuk penghormatan terhadap perayaan ini.

Di beberapa negara seperti India, Nepal, Malaysia, dan Singapura, perayaan ini berlangsung sangat meriah dan bahkan ditetapkan sebagai hari libur resmi nasional. Di negara-negara tersebut, perayaan Diwali berlangsung selama beberapa hari dengan pesta lampu, doa bersama, serta kegiatan sosial dan budaya yang semarak.
 

Baca juga: Menelusuri Jejak Kerajaan Hindu Pertama di Indonesia

Sejarah Perayaan Hari Diwali

Dilansir dari laman National Today, istilah Diwali berasal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta, yakni avali yang berarti “barisan” dan deepa yang berarti “lampu tanah liat.” Jika digabungkan, keduanya memiliki makna “deretan lampu”, yang menjadi alasan mengapa cahaya menjadi simbol utama dalam perayaan ini.

Dalam tradisi Hindu di India dan berbagai negara lainnya, masyarakat menyalakan lampu minyak, lilin, dan kembang api sebagai wujud simbolis dari cahaya batin yang menghalau kegelapan serta melindungi dari kejahatan.

Bagi umat Hindu, Diwali juga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam. Perayaan ini mengenang kembalinya Rama dan Sita ke Ayodhya setelah menjalani pengasingan selama 14 tahun. 

Selain itu, momen kemenangan Dewi Durga atas iblis Mahisha turut diperingati pada masa yang sama. Festival cahaya ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada Dewa Wisnu, khususnya dalam perwujudannya sebagai Rama (Ramachandra), simbol kebajikan dan kebenaran.