Metode Tobacco Harm Reduction Dipercaya Menurunkan Angka Perokok

Rokok/Ilustrasi Metrotvnews.com

Metode Tobacco Harm Reduction Dipercaya Menurunkan Angka Perokok

M Sholahadhin Azhar • 13 June 2025 13:55

Jakarta: Metode tobacco harm reduction (THR), dipercaya dapat menjadi solusi dalam menurunkan angka perokok. Cara tersebut dilakukan di Swedia yang menekan angka perokok hingga di bawah 5 persen.

“Kalau di Indonesia sendiri, berdasarkan yang saya amati, penggunaan THR bagi masyarakat yang teredukasi, baik itu diedukasi secara ilmiah ataupun secara ekonomi, akan mendorong orang itu bisa lepas dari rokok," kata praktisi kesehatan Arifandi Sanjaya, dalam keterangan yang dikutip Jumat, 13 Juni 2025.

Menurut Arifandi, keberhasilan penerapan metode THR itu dapat menjadi referensi bagi Indonesia. Sehingga, pemerintah dapat melakukan langkah konkret untuk menggerus angka perokok.
 

Baca: Lembaga Riset Inggris Dorong Produk Tembakau Alternatif daripada Rokok

"Menurut saya, memang harusnya ada satu divisi yang berhubungan dengan harm reduction ini di Indonesia,” kata Arifandi.

THR merupakan strategi mengurangi risiko kesehatan terkait penggunaan produk tembakau. Khususnya, bagi perokok yang tidak mampu berhenti total secara tiba-tiba.

Pendekatan THR menekankan pemberhentian merokok, adalah pilihan terbaik. Sekaligus, memberikan keberadaan produk alternatif mendorong penggunaan produk yang lebih rendah risiko.

Arifandi menjelaskan efektivitas metode ini bergantung pada banyak faktor. Salah satunya, termasuk penggunaan produk alternatif yang mengeluarkan uap.

Hal ini tak terlepas dari adanya kebiasaan seperti yang dilakukan saat merokok, yang turut membuat proses peralihan berjalan lebih lancar. 

Selain itu, keberadaan perasa dalam produk alternatif juga membuat pengguna bisa mendapat kesan semakin menjauh dari produk tembakau. Meskipun begitu, perasa dalam produk alternatif bukan diciptakan untuk menarik minat non-perokok, melainkan untuk dimanfaatkan oleh perokok yang ingin beralih sebelum akhirnya benar-benar berhenti merokok.

“Pengguna yang masih mendapat sensasi seperti kebiasaan merokok ketika pengguna melakukan aktivitas menghisap dan mengeluarkan sesuatu itu lebih efektif diterapkan di Indonesia. Selain itu, banyak sekali orang sebenarnya tidak suka dengan wangi rokok. Aroma rokok atau tembakau bakar itu tidak disukai. Ini menunjukkan perlunya opsi (alternatif),” ujar Arifandi.

Penyusunan Regulasi Penerapan metode THR di Swedia tidak terlepas dari dukungan pemerintah, terutama dari sisi regulasi. Dibandingkan dengan pelarangan tembakau secara masif, pengenalan opsi lain atau alternatif yang bisa dipilih menjadi jalan yang diambil untuk mendukung proses berhenti merokok. 

Selain itu, edukasi dan penelitian mengenai produk alternatif terus dilakukan. Dampaknya, membuat pengguna mendapat informasi utuh mengenai faktor risiko dan bagaimana menggunakannya sebagai metode untuk berhenti merokok.

“Edukasi dan penelitian itu penting. Tanpa penelitian yang valid dari pemerintah, masyarakat masih akan bingung. Namun jika sudah ada, masyarakat jadi bisa menentukan sendiri dan memilih.Regulasi yang efektif juga dibutuhkan, yang sesuai dengan persoalan. Misalnya bukan dengan melakukan pelarangan penjualan dalam jarak tertentu, tetapi KTP itu harus valid untuk membeli produk tembakau dan lain-lainnya,” kata Arifandi.

Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyampaikan pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama. Terutama, dalam menekan jumlah penggunaan produk tembakau seperti rokok di Indonesia.

Beberapa upaya yang sudah dilakukan di antaranya dengan melakukan monitor konsumsi produk tembakau dan pencegahannya. Serta, optimalisasi dukungan pelayanan program Upaya Berhenti Merokok (UBM).

“Kita tahu bahwa Indonesia memasuki bonus demografi dan kita ingin menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal pada 2045. Kita ingin memiliki SDM yang tidak memiliki faktor risiko terhadap rokok,” ujar Siti dalam media briefing, Senin, 2 Juni 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)