Wali Kota Warsawa, Rafal Trzaskowski. (Anadolu Agency)
Warsawa: Rafal Trzaskowski dari Koalisi Sipil (KO), partai tengah yang kini berkuasa di Polandia, unggul tipis atas Karol Nawrocki dalam putaran pertama pemilihan umum presiden, menurut sejumlah jajak pendapat.
Pemilu presiden pada hari Minggu kemarin memulai sebuah pertarungan sengit untuk menentukan apakah Polandia akan tetap berada di jalur pro-Uni Eropa atau justru mendekat ke arah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trzaskowski, wali kota liberal Warsawa, berada di posisi pertama dengan perolehan suara sebanyak 31,2 persen. Ia unggul dari Nawrocki—kandidat yang didukung partai nasionalis Hukum dan Keadilan (PiS)—yang meraih 29,7 persen suara, menurut jajak pendapat Ipsos.
Diketahui bahwa selisi keduanya dalam jajak pendapat pra-pemilu lebih besar dari putaran pertama, yakni memiliki kesenjangan yang berkisar antara 4 hingga 7 poin persentase. Jika hasil ini dikonfirmasi, Trzaskowski dan Nawrocki akan kembali bersaing dalam putaran kedua yang dijadwalkan pada 1 Juni mendatang.
Kekhawatiran Keamanan
“Kami mengincar kemenangan. Saya katakan bahwa kemenangan akan tipis, dan kemenangan itu memang tipis,” ujar Trzaskowski kepada para pendukungnya, dikutip dari Al Jazeera, Senin, 19 Mei 2025.
“Ada banyak sekali pekerjaan yang harus kami lakukan, dan kami butuh tekad,” sambungnya.
Sementara itu, Nawrocki menyatakan dengan tegas bahwa, “Kita harus memenangkan pemilihan ini untuk mencegah monopoli kekuasaan oleh satu kubu politik.”
Kampanye pemilihan kali ini sebagian besar berfokus pada kebijakan luar negeri seiring meningkatnya kekhawatiran keamanan di Polandia, anggota utama NATO dan Uni Eropa yang berbatasan langsung dengan Ukraina yang dilanda perang.
Kekhawatiran juga muncul mengenai komitmen AS terhadap keamanan Eropa yang bisa saja goyah.
Melalui media sosial X, Perdana Menteri Donald Tusk—yang membentuk jalur pro-Eropa—menyatakan bahwa dua minggu mendatang akan menentukan masa depan Polandia.
Di Polandia sendiri, presiden memiliki kewenangan untuk memveto undang-undang. Jika Trzaskowski memenangkan putaran kedua, pemerintah Tusk akan memiliki peluang untuk menjalankan agendanya, termasuk membatalkan reformasi peradilan yang digagas oleh PiS—kebijakan yang menurut para kritikus telah merusak independensi peradilan.
Namun, jika Nawrocki menang, kebuntuan yang terjadi sejak Tusk menjadi perdana menteri pada tahun 2023 akan terus berlanjut. Hingga kinu, Presiden sekutu PiS, Andrzej Duda, terus menghalangi upaya Tusk.
Putaran Kedua
Jika hasil jajak pendapat telah dikonfirmasi, kandidat lain di putaran pertama akan tersingkir, seperti Slawomir Mentzen dari Partai Konfederasi sayap kanan, Ketua Parlemen Szymon Holownia dari Polandia 2050 sayap kanan-tengah, dan Magdalena Biejat dari sayap kiri.
Trzaskowski sendiri telah berjanji untuk memperkuat peran Polandia sebagai pemain utama di jantung Eropa, berlawanan dengan PiS yang kerap berselisih dengan Brussels terkait masalah supremasi hukum.
Isu sosial juga menjadi sorotan utama dalam kampanye. Nawrocki menggambarkan dirinya sebagai pelindung nilai-nilai konservatif, sementara Trzaskowski menarik dukungan dari pemilih liberal karena janjinya untuk mendukung hak atas aborsi dan hak-hak LGBTQ.
Kepala Yayasan Res Publica, Wojciech Przybylski, menilai bahwa kuatnya penampilan sayap kanan menunjukkan bahwa Trzaskowski belum dapat sepenuhnya yakin akan menang.”
“
Hasil putaran kedua akan bergantung pada partisipasi dan mobilisasi para pemilih muda, terutama yang memilih Mentzen atau kandidat sayap kiri, Adrian Zandberg,” ungkapnya kepada kantor berita AFP. (
Nada Nisrina)
Baca juga:
NATO Kecam Masuknya Drone yang Diduga Milik Rusia di Polandia