Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyampaikan keterangan pers bersama. Foto: BPMI Setpres
Fajar Nugraha • 16 May 2025 02:12
Jakarta: Perdana Menteri Australia Anthony Albanese lakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Kamis 15 Mei 2025. PM Albanese menilai kawasan Asia-Pasifik adalah yang utama dan tidak ada hubungan yang lebih penting bagi Australia daripada hubungan dengan Indonesia.
“Bukanlah suatu kebetulan bahwa saya meluncurkan “Invested: Strategi Ekonomi Australia di Asia Tenggara hingga 2040” di Jakarta dua tahun lalu. Ini adalah kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia dalam sejarah manusia dan Indonesia merupakan pusat pertumbuhan tersebut,” ujar PM Albanese, dalam pernyataannya, yang dikutip dari keterangan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
“Sudah menjadi negara terbesar ke-4 di dunia, berdasarkan jumlah penduduk. Dan diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-5 di dunia pada akhir dekade berikutnya. Pertumbuhan dan transformasi ini merupakan hasil kerja keras dan aspirasi masyarakat Indonesia. Ini termasuk Program pembangunan bangsa yang meningkatkan taraf hidup, seperti inisiatif Makanan Bergizi Gratis Presiden Prabowo,” ujarnya.
PM Albanese menyoroti pertumbuhan bangsa dan kawasan serta berbicara tentang kemakmuran dan peluang yang diciptakan oleh perdagangan bebas dan adil - dan oleh perdamaian dan stabilitas yang memungkinkannya.
“Dan saya jamin, Australia mendukung Anda untuk bergabung dengan OECD serta aksesi Anda ke CPTPP,” tegas PM Albanese.
Sementara melihat dari sisi keamanan, isu ini dibangun atas dasar penghormatan terhadap kedaulatan setiap negara dan aturan yang mengatur semua negara. Semua pihak yang telah memperoleh manfaat dari kerangka kerja ini berbagi tanggung jawab untuk mempertahankannya dan memperkuatnya. Sehingga masa depan kawasan dibentuk oleh peluang bersama dan diamankan melalui tanggung jawab kolektif.
Bagi Australia, pendalaman perdagangan kita dengan Indonesia dan penguatan investasi di Indonesia adalah hal yang wajar dan penting, tetapi bukan hal yang tak terelakkan. Untuk mengubah potensi luar biasa menjadi kemajuan konkret, maka kita semua - pemerintah, bisnis, masyarakat sipil - perlu menunjukkan keterlibatan dan ambisi yang lebih besar.
“Itulah yang mendorong saya sejak saya datang ke Indonesia untuk pertemuan bilateral pertama saya sebagai Perdana Menteri hampir tiga tahun lalu. Untuk membangun kemitraan yang sesuai dengan skala pertumbuhan dan transformasi yang sedang berlangsung,” sebut PM Albanese.
Kemitraan dengan kedalaman dan keluasan kerja sama yang memungkinkan bertindak dengan tujuan dan urgensi untuk memanfaatkan peluang bersama kita dan kekuatan serta ketahanan yang memungkinkan kedua belah pihak untuk menangani perbedaan secara langsung dan penuh rasa hormat.
Menurut PM Albanese, inilah cara kita dapat membangun kemakmuran bersama dan memajukan keamanan nasional dan regional.
“Itu berarti membangun Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang diumumkan bersama oleh Presiden Prabowo dan saya di Canberra pada bulan Agustus tahun lalu. Perjanjian tingkat perjanjian ini, yang didukung oleh Perjanjian Lombok, akan memungkinkan kerja sama baru dalam keamanan maritim, penanggulangan terorisme, serta bantuan kemanusiaan dan bencana,” ucapnya.
“Ini merupakan langkah paling signifikan dalam kemitraan keamanan Australia dan Indonesia selama tiga dekade. Namun, izinkan saya menegaskan – saya tidak melihat perjanjian ini sebagai langkah terakhir. Saya ingin kita memiliki tujuan yang lebih tinggi, melangkah lebih jauh, dan bekerja sama lebih erat lagi – dan saya melihat Presiden Prabowo sebagai pemimpin dengan visi dan tekad untuk mewujudkannya,” PM Albanese menambahkan.