Tim SAR berupaya evakuasi santri di balik reruntuhan beton musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Basarnas Surabaya)
Amaluddin • 30 September 2025 10:34
Sidoarjo: Proses evakuasi korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, masih terus dilakukan secara intensif. Hingga Selasa, 30 September 2025, Tim SAR gabungan melaporkan sebanyak 99 korban telah berhasil terdata.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, mengonfirmasi dari total korban yang terdata, 98 orang berhasil diselamatkan. Sementara satu korban lainnya dinyatakan meninggal dunia dalam insiden tersebut.
“Sejauh ini jumlah korban yang sudah terdata sebanyak 99 orang. Dari jumlah tersebut, 98 orang berhasil diselamatkan, sementara satu korban meninggal dunia,” kata Nanang Sigit di Sidoarjo, Selasa, 30 September 2025.
Pendataan korban dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan koordinasi antar berbagai pihak terkait. Data tersebut juga mencakup informasi dari rumah sakit rujukan yang menangani para korban.
Para korban saat ini tersebar untuk mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit berbeda. Puluhan santri menjalani perawatan di RSI Siti Hajar, termasuk satu korban yang meninggal dunia.
Baca: Rintihan Masih Terdengar, Evakuasi Korban Ponpes Ambruk Dilakukan Hati-Hati |
Sementara itu, korban lainnya mendapatkan penanganan medis di RSUD Sidoarjo. Sebagian dari mereka dilaporkan mengalami kondisi luka berat hingga kritis. Nanang mengungkapkan proses evakuasi menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Bangunan musala empat lantai tersebut ambruk total hingga ke lantai dasar.
Material reruntuhan yang menimbun akses menuju korban memaksa tim SAR harus membuka jalan secara bertahap dan hati-hati. Setiap langkah evakuasi harus memperhitungkan kondisi struktur bangunan yang rentan.
“Posisi korban berada di lantai satu, sehingga kami perlu melakukan pembukaan akses dengan hati-hati. Alat berat hanya digunakan terbatas untuk menghindari getaran yang bisa membahayakan korban maupun petugas,” ujar Nanang menjelaskan strategi evakuasi.
Hingga hari pertama pascakejadian (H+1), puluhan santri berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Kondisi korban bervariasi, mulai dari yang hanya mengalami luka ringan hingga yang memerlukan penanganan medis intensif.
Operasi kemanusiaan ini mengerahkan lebih dari 25 unsur SAR gabungan dari berbagai instansi. Personel yang terlibat berasal dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, Damkar, PMI, relawan ormas, hingga kelompok rescue masyarakat.
Mereka bekerja tanpa henti sepanjang malam dengan didukung peralatan khusus. Perlengkapan yang digunakan meliputi alat ekstrikasi, drone termal, serta suplai medis darurat untuk mempercepat proses pencarian dan evakuasi