M Sholahadhin Azhar • 9 October 2025 13:36
Jakarta: DPP PDI Perjuangan (PDIP) melalui Bidang Tenaga Kerja dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), menggelar workshop bertajuk 'Kajian Kritis: Regulasi, Layanan dan Diplomasi Tenaga Kerja Domestik dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia'.
"Kita melihat berbagai persoalan yang terjadi, seperti penempatan ilegal dan perdagangan orang, kekerasan fisik dan psikis, tidak digaji sesuai dengan kontrak, dokumen kerja palsu atau disiksa oleh majikan," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dikutip dari Antara, Kamis, 9 Oktober 2025.
Acara digelar di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta. Agenda diikuti anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, puluhan kader partai hingga perwakilan dari pemerintah yakni Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), serta Komnas HAM.
Acara ini juga digelar secara hybrid yang diikuti sejumlah kader dan pengurus PDIP dari berbagai daerah dan perbatasan RI.
Sekjen Hasto menyoroti berbagai persoalan serius yang dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI), baik domestik maupun migran.
Hasto menegaskan partainya tidak melihat masalah ini sekadar sebagai persoalan teknis, pelanggatan hukum atau hak asasi manusia (HAM) semata. Melainkan, sebagai persoalan ideologis.
Hasto menambahkan, bahwa berbagai tragedi kemanusiaan ini menggugah perasaan semua pihak untuk melindungi pekerja Indonesia. Hasto menegaskan PDIP memiliki tanggung jawab konstitusional untuk melindungi seluruh bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, pria kelahiran Yogyakarta itu menyebut peran Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) PDIP yang dapat membantu pemerintah dalam melindungi buruh migran yang berada di berbagai negara. Untuk memperkuat perlindungan, Hasto mengusulkan pembentukan satuan tugas khusus.
"Kami bisa membantu pemerintah untuk mengaktifasi kader-kader PDI Perjuangan yang juga berada di seluruh dunia. Bahkan kita bisa mendirikan semacam komite kerja atau semacam task force untuk melindungi buruh-buruh migran," jelas Hasto.
Hasto pun mengingatkan kembali pada cita-cita pendirian Republik Indonesia, bahwa negara hadir untuk menjamin bekerjanya kemanusiaan dan keadilan sosial dan kehidupan yang layak bagi semua warga negaranya.
"Ini yang harus kita sentuh dengan mengingatkan kembali bahwa pada dasarnya Republik ini dibangun dengan suatu cita-cita besar, cita-cita keadilan sosial. Cita-cita di mana dalam demokratisasi ekonomi harus memastikan setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak secara kemanusiaan atas pekerjaannya," sebut Hasto.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto/Istimewa
Langkah pembentukan taskforce perlindungan pekerja migran ini diharapkan dapat menjadi aksi nyata PDIP dalam menyelesaikan masalah-masalah aktual yang dihadapi pekerja migran Indonesia, terutama di wilayah-wilayah rawan seperti perbatasan Thailand dan Kamboja, sekaligus mengingatkan pemerintah akan mandat konstitusionalnya.
Workshop ini juga menghadirkan sejumlah nara sumber diantaranya, Sekretaris Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Eva Trisiana; Komisioner Komnas HAM, Anis Hidayat; Ketua DPP PDIP Bidang Tenaga Kerja dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Mercy Barends serta perwakilan organisasi buruh.
Turut hadir dalam acara ini, anggota DPR RI TB Hasanuddin, Nico Siahaan, Wayan Sudirta, Pulung Agustanto dan Edy Wuryanto. Lalu, Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning dan Sri Rahayu.