Ilustrasi: Medcom.id
Muhammad Reyhansyah • 18 September 2025 20:10
Seoul: Data Kepolisian Nasional Korea Selatan menunjukkan terdapat 319 kasus penculikan dan percobaan penculikan yang dilaporkan sejak Januari hingga Agustus 2025. Angka ini terdiri dari 237 kasus penculikan serta 82 upaya penculikan.
Laporan yang dihimpun oleh anggota Partai Demokrat Korea, Wi Seong-gon, dan dikutip The Straits TImes, Kamis, 18 September 2025 menegaskan bahwa tren kasus terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Catatan tahunan menunjukkan 324 kasus pada 2021, 374 pada 2022, melonjak menjadi 469 pada 2023, dan 414 pada 2024. Sebagian besar insiden dilakukan oleh orang tak dikenal.
Meski kerap digunakan bergantian, hukum pidana Korea Selatan membedakan penculikan dan pembajakan melalui Pasal 287. Penculikan didefinisikan sebagai membawa korban dengan kekerasan, sedangkan pembajakan dilakukan dengan tipu daya. Namun, keduanya dikenakan hukuman pada tingkat yang sama.
Data 2024 menunjukkan korban paling rentan berasal dari kelompok usia muda. Sebanyak 43 persen korban berusia 7–12 tahun, 21,8 persen berusia enam tahun atau lebih muda, dan 12,9 persen berusia 13–15 tahun.
Wi menekankan pentingnya pengawasan ketat di ruang publik. “Karena sebagian besar korban adalah anak-anak dan remaja, pihak berwenang harus melakukan patroli ketat untuk mencegah kejahatan,” ujar Wi.
Berdasarkan data Kejaksaan Agung 2023, sekitar 62,3 persen penculikan anak di bawah 13 tahun dilakukan oleh orang asing, sementara 27,3 persen oleh anggota keluarga. Hampir separuh penculikan anak terjadi di jalanan (49,5 persen), dengan 65,2 persen berlangsung antara pukul 12.00 hingga 18.00.