Ilustrasi dana darurat. Foto: dok Jago.
Husen Miftahudin • 17 September 2025 15:41
Jakarta: Dana darurat atau emergency fund menjadi salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan. Kehadiran dana ini membantu mengantisipasi kebutuhan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya kesehatan mendadak, hingga perbaikan rumah darurat.
Dana darurat mampu menjaga stabilitas keuangan tanpa harus mengandalkan pinjaman maupun menjual aset berharga. Namun, dana ini hanya boleh digunakan dalam kondisi benar-benar mendesak, bukan untuk membayar cicilan konsumtif atau memenuhi keinginan seperti liburan.
Pentingnya menyiapkan dana darurat
Dana darurat memberikan perlindungan finansial saat menghadapi krisis. Dalam kondisi genting, dana ini dapat menutup kebutuhan mendesak sekaligus menjaga tabungan dan investasi tetap aman. Dengan begitu, rencana keuangan jangka panjang tetap bisa berjalan.
Meski saat ini belum ada kebutuhan mendesak, dana darurat tetap harus disiapkan. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan kondisi krisis datang, sehingga memiliki dana cadangan akan memberi rasa aman secara finansial.
Berikut cara dan simulasi menghitung dana darurat, dikutip dari laman
Bank Mega dan
BTN.
Cara menghitung dana darurat
Besaran dana darurat bergantung pada kondisi dan jumlah tanggungan. Acuannya adalah pengeluaran rutin bulanan, termasuk konsumsi, transportasi, tagihan listrik dan air, hingga cicilan rumah atau sewa kos.
- Single: minimal tiga kali pengeluaran bulanan.
- Menikah: idealnya enam kali pengeluaran bulanan.
- Menikah dengan satu anak: sekitar sembilan kali pengeluaran bulanan.
- Menikah dengan dua anak atau lebih: sekitar 12 kali pengeluaran bulanan.
Simulasi perhitungan dana darurat
Sebagai contoh, dengan pengeluaran Rp5 juta per bulan, kebutuhan dana darurat adalah:
- Rp15 juta bagi yang single.
- Rp30 juta bagi yang sudah menikah.
- Rp45 juta jika memiliki satu anak, dan seterusnya mengikuti jumlah tanggungan.
(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
Tips mengumpulkan dana darurat
Untuk membangun dana darurat, disarankan menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilan bulanan hingga target tercapai. Jika belum mampu, alokasikan sesuai kemampuan, yang penting konsisten.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka rekening khusus dana darurat agar lebih disiplin. Selain itu, dana juga bisa ditempatkan pada instrumen investasi yang likuid, seperti reksa dana pasar uang, sehingga mudah dicairkan ketika dibutuhkan. Hal terpenting, dana ini hanya boleh digunakan dalam keadaan darurat, bukan untuk kebutuhan sekunder.
Pengumpulan dana darurat juga bisa dilakukan secara bertahap dengan menetapkan target waktu, misalnya satu hingga dua tahun. Untuk mempercepat prosesnya, kamu dapat menekan pengeluaran yang tidak mendesak dengan memilih alternatif belanja yang lebih hemat. (Aulia Rahmani Hanifa)