Banjir yang melanda Pakistan memaksa ratusan ribuan warga dievakuasi. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 29 August 2025 19:05
Narowal: Tim penyelamat dengan perahu berlomba untuk menjangkau keluarga yang terlantar di Provinsi Punjab Timur, Pakistan yang padat penduduk, setelah tiga sungai utama meluap akibat hujan lebat dan pelepasan air dari bendungan yang meluap di negara tetangga India, pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Banjir menyebabkan hampir 250.000 orang mengungsi dan para pejabat mengatakan lebih dari 1 juta orang terkena dampaknya, tanaman dan bisnis hancur juga banyak yang tidak dapat meninggalkan rumah mereka.
Sehari sebelumnya 15 orang tewas di distrik Gujranwala dan desa sekitarnya. Para peramal cuaca mengatakan hujan diperkirakan akan turun lagi pada hari Jumat, setelah jeda dua hari, dan dapat berlanjut hingga minggu depan.
Menteri Provinsi Marriyum, Aurangzeb mengatakan, banjir melanda 1.432 desa yang terletak di sepanjang sungai Ravi, Sutlej dan Chenab, yang berdampak pada sekitar 1,2 juta orang dan menyebabkan 248.000 orang lainnya mengungsi.
Hampir 700 kamp bantuan dan 265 kamp medis telah didirikan di daerah yang dilanda banjir, seraya menambahkan bahwa makanan dan pasokan penting lainnya sedang dikirimkan ke daerah yang dilanda banjir.
Banjir telah menewaskan lebih dari 800 orang di Pakistan sejak akhir Juni. Di wilayah Jammu, Kashmir yang dikuasai India, beberapa hujan terderas dalam beberapa decade pada Agustus telah mendatangkan malapetaka, memicu banjir bandang dan tanah longsor yang juga melanda dua rute ziarah umat Hindu di wilayah Himalaya.
Rumah-rumah terendam air, sementara jalan dan jembatan mengalami kerusakan, sehingga pihak berwenang di India harus mengevakuasi ribuan warga dari wilayah terdampak banjir. Sedikitnya 115 orang dilaporkan meninggal dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Di Pakistan, untuk pertama kalinya dalam 38 tahun, tiga sungai utama Ravi, Sutlej, dan Chenab meluap secara bersamaan, memaksa tim penyelamat meningkatkan operasi di sejumlah distrik, menurut keterangan dari dinas irigasi provinsi.
Sejumlah keluarga mengaku hingga kini masih menanti bantuan dari pemerintah. "Keluarga saya di atap rumah menunggu kedatangan perahu selama dua hari," ujar Zainab Bibi, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat 29 Agustus 2025.
Perempuan berusia 54 tahun duduk di pinggir jalan yang terendam banjir di distrik Narowal. Ia mengaku mengabaikan peringatan pemerintah sebelumnya karena mengira banjir tidak akan pernah melanda desanya, yang terletak beberapa kilometer dari sungai.
Sementara petani Mohammad Saleem mengatakan bahwa “banjir dari seberang perbatasan India menyapu rumah dan harta bendanya sebelum keluarganya sempat meninggalkan desa mereka di distrik Narowal.” Kaneez Bibi, istri dari petani mengatakan “banjir menyapu mahar yang telah ia persiapkan untuk pernikahan putri sulu mereka yang direncanakan pada bulan November.”
Di Provinsi Punjab, Pakistan, evakuasi besar-besaran dilakukan sejak awal pekan setelah hujan monsun dengan intensitas di atas normal serta pelepasan air dari bendungan yang meluap di India memicu banjir bandang di kawasan dataran rendah perbatasan.
Menteri Kepala wilayah Punjab, Maryam Nawaz Sharif, dalam sebuah pernyataan, memuji “evakuasi tepat waktu” yang telah menyelamatkan nyawa. Ia mengatakan persiapan awal dan pembongkaran bangunan ilegal di sepanjang jalur air telah membantu mencegah jatuhnya korban jiwa dalam skala besar dalam apa yang digambarkan para pejabat sebagai darurat banjir terburuk di provinsi itu dalam beberapa dekade.
"Tidak seorang pun pengungsi yang boleh kekurangan makanan dan bantuan medis di daerah yang dilanda banjir," ujar Sharif, kepada para pejabat dalam sebuah rapat untuk meninjau situasi.
Sharif, juga memperingatkan "Berusahalah semaksimal mungkin untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air di antara masyarakat yang terdampak banjir.”
Menteri Perencanaan Federal Pakistan, Ahsan Iqbal, dalam kunjungannya ke Kota Narowal yang dilanda banjir, menuduh India sengaja melepaskan air dalam jumlah berlebihan dari bendungannya tanpa peringatan dini. Ia mengatakan New Delhi melanggar perjanjian air penting yang ditangguhkannya awal tahun ini setelah tewasnya 26 wisatawan di Kashmir yang dikuasai India. India menyalahkan militant yang berbasis di Pakistan atas serangan itu, sebuah tuduhan yang dibantah Islamabad.
“Pelepasan air dalam volume yang sangat besar seperti itu merupakan agresi air, dan India telah melakukannya, dan kita menyaksikan kehancuran akibat banjir,” ujar Menteri Perencanaan Federal Pakistan, Ahsan Iqbal.
Masih belum ada komentar langsung dari New Delhi, banjir di Narowal juga merendam kuil Guru Nanak, yang terletak di dekat perbatasan India, tetapi tim penyelamat segera mengevakuasi staf dan peziarah. Pada tahun 2022, banjir dahsyat yang terkait dengan perubahan iklim menewaskan hampir 1.700 orang di Pakistan.
(Muhammad Fauzan)