Korea Selatan. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 3 July 2023 11:53
Seoul: Aktivitas pabrik Korea Selatan (Korsel) menyusut tajam pada Juni dan memperpanjang penurunannya ke rekor 12 bulan berturut-turut. Hal ini sekaligus menggarisbawahi tantangan yang dihadapi ekonomi Korsel saat berjuang untuk meningkatkan pemulihan yang solid.
Melansir Channel News Asia, Senin, 3 Juli 2023, hasil survei tersebut sangat kontras dengan tanda-tanda pemulihan yang lebih cerah lainnya dalam output dan ekspor negara tersebut. Hal ini menunjukkan sentimen suram produsen dan kondisi bisnis yang lemah mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk berubah.
Indeks manajer pembelian (PMI) S&P Global yang disesuaikan secara musiman untuk pabrikan Korea Selatan turun menjadi 47,8 pada Juni, dari 48,4 pada Mei, menandai level terendah dan penurunan pertama dalam tiga bulan. Itu tetap di bawah angka 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi sejak Juli 2022, rekor terpanjang dalam survei yang dimulai pada April 2004.
Output dan pesanan baru masing-masing turun paling banyak dalam delapan bulan dan enam bulan, menyeret kejatuhan indeks utama. Pesanan ekspor baru juga mengalami penurunan paling tajam dalam lima bulan, dengan survei mencatat permintaan yang melemah di pasar ekspor utama, yaitu di Asia dan Eropa.
Perekonomian terbesar keempat di Asia ini membukukan pertumbuhan tipis pada kuartal pertama dan kesulitan untuk terus melaju karena lemahnya permintaan eksternal.
Ada beberapa perbaikan pada sisi inflasi dan rantai pasokan, tetapi sebagian besar disebabkan oleh melemahnya permintaan. Inflasi harga input menjadi yang terlemah dalam rangkaian kenaikannya yang dimulai pada Juli 2020. Harga output turun untuk bulan kedua, karena tekanan biaya mereda, meskipun ada juga bukti harga tersebut diturunkan dalam upaya untuk merangsang penjualan.