Kebakaran Hutan RI Picu Kekhawatiran Kualitas Udara Malaysia dan Singapura

Ilustrasi kebakaran hutan. (Medcom.id)

Kebakaran Hutan RI Picu Kekhawatiran Kualitas Udara Malaysia dan Singapura

Marcheilla Ariesta • 1 October 2023 14:28

Kuala Lumpur: Kebakaran hutan melanda Indonesia dari waktu ke waktu, dan dua negara tetangga RI, Malaysia dan Singapura, mengkhawatirkan hal tersebut. Keduanya khawatir kebakaran hutan di Indonesia dapat memicu kabut asap yang mengganggu.

Malaysia menuding buruknya kualitas udara di beberapa wilayahnya diakibatkan kabut asap dari Indonesia. 

Belum lama ini, kebakaran hutan kembali terjadi di beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Penyebabnya kemarau berkepanjangan di Indonesia. 

Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia Wan Abdul Latiff Wan Jaffar mengatakan, kebakaran hutan yang terjadi di tengah dan selatan Pulau Sumatra, hingga selatan Kalimantan belakangan ini telah memperburuk polusi udara di pantai barat negara itu dan di Sarawak yang berbatasan langsung dengan Kalimantan. 

"Kualitas udara secara keseluruhan di negara ini menunjukkan penurunan," kata Abdul Latiff dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 30 September 2023. 

Dalam pernyataan tersebut, Abdul Latiff mengatakan, citra satelit menunjukkan 52 titik api kebakaran hutan di Sumatra dan 264 titik api di Kalimantan. Ia mendapat data itu dari Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) yang berbasis di Singapura.

Titik Api

Tak hanya Malaysia, Singapura juga mengungkapkan kekhawatiran mereka akan dampak kebakaran hutan di Indonesia ini. 

Negeri Singa memperingatkan warganya kemungkinan menghadapi polusi udara yang memburuk menyusul peningkatan titik api kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi di Sumatra dalam beberapa hari terakhir. 

Badan Lingkungan Hidup Singapura (NEA) mendeteksi kabut asap level sedang hingga pekat pada sebagian wilayah di tengah dan selatan Sumatra dalam beberapa hari terakhir. 

Kabut asap itu muncul kala NEA mendeteksi sekitar 241 titik api karhutla di kawasan itu pada Rabu lalu. Keesokan harinya, NEA masih mendeteksi 145 titik api karhutla. 

"Meskipun Singapura diperkirakan tidak akan mengalami kabut asap parah dalam beberapa hari mendatang, PSI (indeks standar polutan) mungkin akan memburuk jika ada perubahan mata angin," bunyi pernyataan NEA. 

Menurut NEA, pemerintah Singapura sudah membentuk Satuan Tugas Kabut Asap. Satuan tugas ini terdiri dari 28 lembaga publik, bertujuan untuk menangani situasi jika kualitas udara terus memburuk.

Baca juga:  Kawasan Karhutla di Jambi Mencapai 335 Hektare

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)