Karyawan Jepang. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 12 October 2023 15:23
Tokyo: Jepang harus fokus pada peningkatan pertumbuhan upah untuk membuka jalan bagi inflasi yang berkelanjutan. Hal ini menandakan bank sentral harus mempertahankan kebijakan pelonggaran moneternya untuk saat ini.
Anggota Dewan Bank Sentral Jepang Asahi Noguchi menyebut kenaikan gaji lebih dari tiga persen yang disepakati awal tahun ini, merupakan kenaikan tertinggi dalam 30 tahun, sebagai hal yang signifikan.
"Fokus terbesarnya saat ini adalah apakah momentum (pertumbuhan upah) ini akan dipertahankan atau tidak mulai sekarang. Misi Bank Sentral Jepang (BOJ) saat ini adalah mewujudkannya melalui pelonggaran moneter yang sabar," tegas dia, dilansir Channel News Asia, Kamis, 12 Oktober 2023.
Para analis mengatakan komentarnya tidak bersifat dovish atau hawkish. "Noguchi mengikuti pandangan konsensus di antara anggota dewan," kata Kepala Ekonom Pasar di SMBC Nikko Securities Yoshimasa Maruyama.
"Penekanannya pada pertumbuhan upah mungkin berarti BOJ akan mempertahankan kebijakan longgarnya sampai kenaikan upah dilakukan setelah pembicaraan perburuhan Maret 2024," jelas Yoshimasa.
Tren upah di Jepang, yang sebagian besar tetap datar selama tiga dekade terakhir sejak pecahnya gelembung aset, diawasi ketat oleh pasar keuangan global karena BOJ menekankan bahwa kenaikan gaji yang berkelanjutan merupakan prasyarat untuk menghentikan stimulus moneter besar-besaran.
Noguchi mengatakan ekspektasi inflasi rumah tangga terus meningkat yang harus diikuti juga dengan pertumbuhan upah. Dia mengingatkan rendahnya pertumbuhan upah ketimbang inflasi membuat konsumen mengurangi pengeluaran mereka.