Pemilu Presiden Iran Berlanjut ke Putaran Kedua

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei hendak memberikan suara dalam pemilu parlemen di Teheran pada 10 Mei 2024. (EPA-EFE)

Pemilu Presiden Iran Berlanjut ke Putaran Kedua

Willy Haryono • 29 June 2024 17:53

Teheran: Pemilihan umum presiden Iran berakhir pada Sabtu, 29 Juni 2024, dengan tidak ada satu pun kandidat yang meraih suara mayoritas. Dengan demikian, pemilu akan berlanjut ke putaran kedua, lapor Kementerian Dalam Negeri Iran.

Dari total 24,5 juta surat suara, kandidat moderat Masoud Pezeshkian, seorang ahli bedah jantung, berhasil meraih 10,4 juta suara. Sementara penantangnya yang berhaluan garis keras, Saeed Jalili, meraup 9,4 juta suara, menurut keterangan Mohsen Eslami, seorang juru bicara komisi pemilu Iran.

Juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Qalibaf, hanya memperoleh 3,3 juta suara, dan ulama Syiah Mostafa Pourmohammadi berada di urutan terbawah dengan 206.000 suara.

Kantor berita Tasnim sebelumnya telah melaporkan bahwa putaran kedua "sangat mungkin" terjadi di saat masyarakat Iran memilih pengganti sosok pengganti Presiden Ebrahim Raisi, yang tewas dalam kecelakaan helikopter di bulan Mei.

Berdasarkan hukum pemilu Iran, putaran kedua antara dua kandidat teratas diadakan pada hari Jumat pertama setelah hasil diumumkan jika tidak ada yang memperoleh sedikitnya 50 persen plus satu suara dari semua surat suara yang diberikan, termasuk suara kosong.

Tanggal yang ditetapkan untuk putaran kedua adalah 5 Juli.

Ketidakpuasan yang meluas

Pemungutan suara di Iran dilakukan saat lembaga ulama menghadapi ketidakpuasan publik yang meluas atas kesulitan ekonomi dan pembatasan keras terhadap kebebasan politik dan sosial.

Kemendagri Iran mengatakan jumlah pemilih pada pemungutan suara hari Jumat lalu sangat rendah, yaitu sekitar 40 persen, dengan beberapa analis mengatakan hal ini menunjukkan bahwa kredibilitas sistem politik Teheran telah terkikis.

Hanya enam kandidat dari 80 tokoh yang disetujui untuk maju ke pemilu Iran, dan dua dari mereka kemudian mengundurkan diri.

Semua kandidat berjanji memulihkan perekonomian negara yang sedang terpuruk, yang telah dirusak mismanajemen dan korupsi serta sanksi internasional yang telah diberlakukan kembali sejak 2018 setelah Amerika Serikat (AS) menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan enam negara adikuasa.

Pemilu Iran ini berlangsung tanpa diawasi pemantau yang diakui secara internasional.

Baca juga:  Kronologi Jatuhnya Helikopter Raisi, Satu Penumpang Sempat Jawab Telepon

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)