Kamala Harris Kampanye di Lokasi Pidato Trump Sebelum Capitol AS Diserang

Kamala Harris kampanye di gedung tempat Trump pidato sebelum serangan ke Capitol pada Januari 2021 silam. (EPA Images)

Kamala Harris Kampanye di Lokasi Pidato Trump Sebelum Capitol AS Diserang

Marcheilla Ariesta • 30 October 2024 15:09

Washington: Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dari Partai Demokrat memperingatkan puluhan ribu orang yang berkumpul di Washington dalam kampanye terbesarnya. Ia mengatakan, lawannya dari Partai Republik, Donald Trump tengah mencari kekuasaan yang tak terkendali saat persaingan ketat mereka untuk kursi kepresidenan memasuki minggu terakhir.

 

Harris berbicara pada Selasa, 29 Oktober 2024 malam di sebuah kampanye luar ruangan, yang diperkirakan oleh tim kampanyenya berjumlah lebih dari 75.000 orang. Lokasinya di dekat Gedung Putih, di mana pada 6 Januari 2021, Trump menyampaikan pidato di hadapan para pendukungnya sebelum mereka menyerang Gedung Capitol AS.

 

"Kita tahu siapa Donald Trump," kata Harris, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 30 Oktober 2024.

 

Ia mengatakan, Trump saat itu mengirim ‘gerombolan bersenjata’ ke Gedung Capitol AS untuk mencoba membatalkan kekalahannya dalam pemilihan presiden 2020.

 

"Dia adalah seseorang yang tidak stabil, terobsesi dengan balas dendam, dipenuhi dengan keluhan dan menginginkan kekuasaan yang tak terkendali," kata Harris, dalam argumen penutupnya sebelum pemilihan umum 5 November yang diperebutkan ketat.

 

Lebih dari 53 juta warga Amerika telah memberikan suara dalam pemilihan umum, menurut Election Hub di Universitas Florida. Ini merupakan ‘pertarungan’ yang akan menentukan siapa pemimoin negara terkaya dan terkuat di dunia selama empat tahun ke depan.

 

Harris diapit oleh bendera Amerika di atas panggung dan dikelilingi oleh spanduk biru dan putih bertuliskan "KEBEBASAN" dengan Gedung Putih yang terang benderang di belakangnya.

 

Kerumunan itu meliputi orang-orang tua dan mahasiswa, orang-orang dari luar negeri, dari New York dan dari Virginia di dekatnya. Banyak wanita datang berkelompok dengan teman-teman wanita lainnya.

 

"Penting bagi kita untuk tidak kembali ke kebijakan masa lalu yang mengerikan di bawah Presiden Trump," kata Saul Schwartz, mantan pekerja federal dari Alexandria, Virginia.

 

"Dia adalah segalanya yang selalu saya inginkan dari seorang presiden. Dia periang. Dia nyata, dia kuat. Dan dia seorang wanita," kata Danielle Hoffmann dari Staten Island, New York.

 

"Sudah waktunya bagi kalian untuk mundur karena kita sedang mengemudi sekarang," katanya, berbicara kepada pria secara umum. 

 

Jajak pendapat Ipsos pada Selasa menunjukkan bahwa keunggulan Harris terkikis menjadi hanya 44 persen hingga 43 persen di antara pemilih terdaftar.

Harris telah mengungguli Trump dalam setiap jajak pendapat Ipsos sejak ia memasuki persaingan pada bulan Juli, tetapi keunggulannya terus menyusut sejak akhir September.

 

Trump dan sekutunya telah berusaha untuk mengecilkan kekerasan pada 6 Januari. Ribuan pendukungnya menyerbu Capitol, membuat para anggota parlemen melarikan diri untuk menyelamatkan diri setelah pidato Trump di Ellipse, di mana sebagai presiden pada tahun 2021 ia mengatakan kepada orang banyak untuk "berjuang sekuat tenaga" untuk mencegah Kongres meratifikasi kekalahannya.

 

Sebanyak empat orang tewas dalam kerusuhan berikutnya di Capitol, dan seorang polisi yang menjafa Capitol tewas pada hari berikutnya. 

 

Trump telah mengatakan bahwa jika terpilih kembali, ia akan mengampuni lebih dari 1.500 peserta yang telah didakwa melakukan kejahatan.

 

"Kita harus berhenti menunjuk jari dan mulai bergandengan tangan," pungkas Harris kepada orang banyak di Washington. Ia menutup pidatonya dengan mendesak warga Amerika Serikat untuk melupakan perpecahan.

 

Baca juga: Pemilihan Presiden AS Semakin Dekat, Kamala Harris dan Donald Trump Saling Hina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)