Harga Emas Dunia Terkoreksi Tipis

Harga emas dunia. Foto: Unsplash.

Harga Emas Dunia Terkoreksi Tipis

Arif Wicaksono • 16 January 2024 09:08

New York: Harga emas dunia mengalami koreksi pada pembukaan perdagangan hari ini. Emas dunia terkoreksi setelah kenaikan dolar AS diikuti dengan naiknya treasury Amerika Serikat (AS) untuk 10 tahun.
 

baca juga: 

Harga Emas Dunia Terdongkrak Peralihan Aset Investor


Melansir Investing.com, harga emas dunia acuan XAU/USD melemah 0,21 persen ke level USD2.050 per ons pada pembukaan perdagangan Selasa, 16 Januari 2024. Harga emas dunia sudah naik 6,77 persen dalam setahun. Harga emas bergerak dalam rentang harian USD2.050 per ons sampai dengan USD2.055 per ons.

Yield surat utang 10 tahun milik Amerika serikat (AS) naik 0,03 persen. Diikuti dengan surat utang bertenor lima tahun AS yang naik sebesar 0,037 persen. Disusul dengan surat utang dua tahun AS yang naik 0,046 persen.

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mencermati harga emas terus merangkak naik, didorong oleh eskalasi krisis di Timur Tengah yang meningkatkan permintaan aset safe haven. Fischer melihat, hal ini membantu memperkuat posisi logam mulia, meskipun data inflasi AS yang dirilis lebih kuat dari perkiraan.

Harga emas sempat melemah setelah dorongan kecil bagi dolar setelah angka Inflasi AS (CPI/Consumer Price Index) yang tinggi membantu menjaga harga emas tetap stabil. "Dalam konteks teknis, potensi support untuk harga emas berada di USD2.017,30, sementara resistance terlihat di USD2.067,15," jelas dia.

Emas diuntungkan dengan persepsi para trader masih mempertahankan ekspektasi pemangkasan suku bunga awal oleh The Fed. Berdasarkan Fedwatch tool dari CME, peluang lebih dari 70 persen diperkirakan terjadi pada bulan Maret, naik dari peluang sebelumnya yang mencapai 64 persen sebelum data inflasi dirilis.

Konflik di Timur Tengah

Menurut dia harga emas hari ini masih memiliki potensi yang cukup besar untuk melanjutkan kenaikan, meskipun saat ini cenderung mengalami koreksi yang signifikan. Fischer menilai kendati terjadi penurunan saat ini, potensi kenaikan masih mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Faktor utama yang memengaruhi pandangan positif terhadap emas adalah konflik geopolitik di Timur Tengah yang terus meluas dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Dalam suasana ketidakpastian terhadap ekonomi global, investor cenderung beralih ke aset safe haven seperti emas.

Serangkaian serangan yang dilakukan oleh pasukan AS dan Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman, yang bersekutu dengan Iran, sebagai respons terhadap serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, turut memperbesar ketegangan di kawasan tersebut. Sementara itu, konflik antara Israel dan Hamas juga memuncak, dianggap sebagai pemicu agresi baru-baru ini oleh Houthi.

"Situasi ini mengakibatkan lonjakan permintaan untuk aset safe haven seperti emas. Penyelamatan investor ke aset yang dianggap lebih tradisional, terutama dalam situasi risiko geopolitik tinggi, turut menguatkan harga emas meski data inflasi AS menunjukkan kenaikan yang signifikan," jelas dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)