Media Indonesia • 18 September 2024 08:19
Semarang: Puluhan anggota gangster berhasil ditangkap polisi namun masih ada kelompok lain yang tetap berkeliaran hingga berbuat anarkistis. Salah satu korban kelompok diduga gangster yakni seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, tewas disabet senjata tajam saat pulang ke kosan.
Aksi gangster di Kota Semarang semakin meresahkan. Sehari lalu, sebanyak 22 anggota gangster dari 3 kelompok gangster ditangkap polisi berikut belasan senjata tajam dengan berbagai jenis, ukuran, dan bentuk serta belasan sepeda motor. Namun, masih ada gangster yang berulah brutal hingga mengakibatkan korban tewas pada Selasa dini hari, 17 September 2024.
Korban tewas diketahui seorang mahasiswa semester tujuh Udinus Semarang, Muhammad Tirza Nugroho Hermawan, 21, warga Donorojo, Kabupaten Jepara. Pukul 13.20 WIB, korban sampai di kampung halaman untuk dimakamkan, setelah skorban dikeroyok sekelompok anggota gangster di depan SPBU Kelud, Kota Semarang, saat akan pulang ke kosan bersama temannya.
"Kami masih memburu para pelaku pengeroyokan tersebut diduga merupakan kelompok gangster, selain itu juga telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi," kata Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, Rabu, 18 September 2024.
Menurut Irwan, kepolisian terus melakukan patroli dan operasi terhadap keberadaan kelompok gangster di Kota Semarang, karena keberadaan mereka meresahkan dan seringkali membuat keonaran baik pengeroyokan, perusakan, hingga tawuran antarkelompok yang menimbulkan korban jiwa.
Para anggota gangster itu, ungkap Irwan Anwar, akan diusut tuntas dan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku, terutama menyangkut kepemilikan senjata tajam yang akan digunakan untuk tawuran
"Mereka tiga kelompok ditangkap di tiga lokasi berbeda karena hendak melakukan tawuran," imbuhnya.
Sedangkan untuk kasus pengeroyokan yang diduga merupakan korban salah sasaran, ujar Irwan Anwar, masih dilakukan penyelidikan. Menurut rekan korban yakni Anugrah Maulana, 20, warga Jepara, saat itu keduanya akan pulang ke kosan menggunakan motor. Namun sampai di Jalan Kelud Raya bertemu dengan kelompok gangster dari arah berlawanan.
Keduanya berhenti di depan SPBU Kelud Kota Semarang, karena takut melihat gerombolan gangster. Tetapi, menurut saksi, tanpa tahu permasalahan keduanya, korban tiba-tiba diserang. Rekan korban dapat melarikan diri, sedangkan korban yang terjatuh ditangkap dan menjadi sasaran para pelaku yang kemudian kabur ke arah Sampangan Semarang.
"Sekitar pukul 03.00 WIB, saya melihat sekelompok anak muda dengan menenteng senjata tajam di lokasi kejadian, setelah mereka pergi mendapati korban telah bersimbah darah dengan penuh luka," ujar saksi warga sekitar, Andi.
Setelah polisi datang, lanjut Andi, kemudian korban diangkut ke mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit, namun korban sudah meninggal di lokasi kejadian. "Kita ngeri menghadapi kebrutalan gangster tersebut," imbuhnya.
Tiga pekan sebelumnya juga terjadi tawuran antar-gangster di Jembatan Puskesmas Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Satu orang diketahui berinisial D, 23, tewas akibat sabetan senjata tajam dan satu korban lagi S, 25, dirawat di rumah sakit karena juga terkena sabetan senjata tajam di bagian tangannya.
"Tawuran antar dua gangster, geng Marwah dengan 10 orang dan geng Jerman ada 50 orang, mereka telah tantang-tantangan melalui media sosial," ujar Kepala Unit Reskrim Polsek Semarang Utara Iptu Kumaidi.