Capres nomor urut 1 Anies Baswedan. (Medcom.id/Theo)
Theofilus Ifan Sucipto • 22 November 2023 11:03
Jakarta: Calon presiden (capres) Anies Baswedan merespons kondisi sosial Indonesia terkini. Fokus pembangunan pemerintah dinilai belum tepat.
"Betapa ketimpangan itu nyata. Pembangunan itu tentang manusia, bukan tentang infrastruktur dan pembangunan," kata Anies dalam dialog terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu, 22 November 2023.
Anies berkaca pada indeks pembangunan manusia di Jawa dan Sumatra pada 2013. Kala itu, poin indeksnya mencapai 69,83.
"Kita lihat Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, angkanya baru 69 pada 2022. Artinya ketinggalan satu dekade," papar dia.
Menurut Anies, indeks pembangunan manusia bukan soal selisih poin. Melainkan cara agar ketimpangan antardaerah tidak semakin lebar.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mencontohkan balkanisasi pada 1990-an di Yugoslavia. Runtuhnya negara tersebut bukan akibat konflik etnis, melainkan ketimpangan yang terus dibiarkan.
"Makedonia dan Serbia maju, tapi Bosnia dan Herzegovina serta Slovakia mengalami penurunan. Ketimpangan terus menerus dibiarkan," jelas Anies.
Anies menegaskan dirinya tidak akan membiarkan ketimpangan terus terjadi. Hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk menjaga persatuan dan keutuhan Indonesia.
"Caranya bukan dengan menekan dan memberi rasa takut. Kita pernah punya persatuan dan stabilitas karena ada yang memegang senjata dan mengawasi," ucap dia.