Beras. Foto: Medcom.id.
Arif Wicaksono • 10 September 2023 13:15
Manila: Lonjakan harga beras di Filipina bisa menjadi tanda peringatan bagi importir utama bahan pangan utama lainnya karena dampak dari pembatasan ekspor India terus berdampak di Asia dan Afrika Barat.
Inflasi beras di negara Asia Tenggara ini meningkat pada laju tercepat dalam hampir lima tahun pada Agustus, menghidupkan kembali ingatan akan guncangan pada tahun 2018. Bank sentral Filipina pekan ini memperingatkan bahwa mereka siap untuk melanjutkan pengetatan moneter jika diperlukan.
“Kami melihat banyak ketidakpastian. Tekanan harga diperburuk oleh pembatasan tersebut.” ujar Ekonom di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB Shirley Mustafa dikutip dari The Business Times, Minggu, 10 September 2023.
Pembatasan yang diterapkan di India telah mendorong negara-negara yang khawatir untuk mengamankan pasokan sambil mencoba menahan kenaikan harga beras, yang merupakan bagian penting dari pola makan miliaran orang di Asia dan Afrika.
Keamanan pasokan menjadi agenda utama bagi banyak konsumen. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh bertemu di sela-sela KTT Asean di Jakarta dan merencanakan perjanjian lima tahun.
Senegal membuat tawaran diplomatik ke India, mengambil langkah serupa dengan negara lain termasuk Guinea dan Singapura untuk memastikan pasokan.
Indonesia setuju untuk menandatangani perjanjian pasokan dengan Kamboja untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Nota kesepahaman ini berjumlah 250.000 ton per tahun, lebih dari dua kali lipat volume kesepakatan serupa pada tahun 2012.
Indonesia telah berjanji untuk menyediakan 10 kg gandum setiap bulannya kepada jutaan keluarga miskin selama kuartal keempat tahun ini.