Logo IMF. Foto: Associated Press.
Ade Hapsari Lestarini • 29 September 2023 19:21
Washington: Dana Moneter Internasional (IMF) melihat beberapa tanda stabilisasi perekonomian Tiongkok berdasarkan data terbaru.
IMF meyakini negara tersebut dapat mempercepat pertumbuhan dalam jangka menengah jika mengambil langkah-langkah untuk mereformasi perekonomiannya guna menyeimbangkan kembali investasi menuju belanja konsumen.
Juru bicara utama Julie Kozack mengatakan IMF masih percaya Tiongkok dapat mencapai pertumbuhan sekitar lima persen tahun ini. Adapun proyeksi lebih rinci akan dirilis ketika IMF menerbitkan World Economic Outlook pada pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Marrakesh, Maroko pada Oktober.
Melansir Channel News Asia, Jumat, 29 September 2023, IMF melihat pertumbuhan PDB Tiongkok melambat menjadi sekitar 3,5 persen dalam jangka menengah. Namun hal ini dapat dipercepat dengan reformasi ekonomi.
Tantangan pemulihan ekonomi Tiongkok
Pandangan IMF ini sejalan dengan perkiraan swasta karena pemulihan
ekonomi Tiongkok dari
lockdown akibat covid-19 tidak berjalan lancar dan penurunan besar-besaran di sektor properti membebani permintaan konsumen.
Ada juga utang yang membengkak akibat pesta infrastruktur selama puluhan tahun dan perusahaan-perusahaan swasta yang mengalami depresi enggan berinvestasi. Beberapa analis melihat semakin besarnya risiko Tiongkok akan memasuki era stagnasi seperti Jepang, dengan populasi yang menua dan pertumbuhan produktivitas yang melambat.
Baca juga: IMF Desak Tiongkok untuk Ubah Model Pertumbuhan Ekonomi
Perlambatan Tiongkok membuat beberapa penasihat pemerintah di Beijing menyerukan reformasi yang lebih mendalam. Sementara yang lain menganjurkan belanja negara yang lebih besar untuk meningkatkan pertumbuhan.
Kozack mengatakan, setelah perlambatan besar sejak kuartal pertama 2023, data terbaru sedikit lebih beragam dengan beberapa tanda stabilisasi.
"Kami memperkirakan pertumbuhan Tiongkok akan melambat menjadi sekitar 3-1/2 persen karena hambatan demografis dan melambatnya pertumbuhan produktivitas," kata Kozack.
"Tetapi kami juga berpendapat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah dapat dijangkau oleh Tiongkok. Tiongkok harus memanfaatkan peluang untuk menyeimbangkan kembali perekonomiannya melalui dukungan kebijakan makroekonomi jangka pendek dan reformasi jangka menengah."