5 May 2023 17:32
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh berencana bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Namun, Surya Paloh memahami kesibukan Kepala Negara sehingga belum bisa memastikan waktu yang pas.
“Nanti kita lihat waktunya, waktu Pak Jokowi kosong," kata Surya Paloh di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023).
Surya Paloh akan mencoba menghubungi Jokowi. Ia tak ragu untuk menelepon Presiden.
"Nanti saya telepon, coba," ucap Surya Paloh.
Surya Paloh juga mengetahui agenda Jokowi yang sedang kunjungan kerja ke Lampung. Jokowi tengah meninjau infrastruktur di provinsi tersebut hari ini.
"Ini kan beliau lagi berangkat lihat itu jalan yg rusak ya, sudah dimuat di media-media massa itu, ada orang ngeliat mancing-mancing. Pak Jokowi periksa langsung itu," ujar
Di sisi lain, Surya Paloh menganggap santai soal pertemuan para ketua umum (ketum) partai politik (parpol) koalisi dengan Jokowi beberapa waktu lalu. Namun, NasDem tetap berkomitmen mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sampai akhir masa jabatan.
"Tetap berkomitmen dukung," tegas Surya Paloh.
Surya Paloh memahami kondisi partainya yang tak diundang dalam pertemuan para ketum partai politik (parpol) koalisi pemerintah. Ia menilai NasDem dianggap sudah tidak sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi.
"Saya bisa pahami itu pasti Pak Jokowi menempatkan positioning beliau barangkali sebagai pemimpin koalisi partai-partai pemerintahan ya dan beliau tidak menganggap lagi NasDem ini di dalam koalisi pemerintahan, untuk sementara," kata dia.
Pengamat politik dan akademis Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menjelaskan hal tersebut terlihat dari tidak diundangnya NasDem oleh Jokowi ke acara silaturahmi Lebaran bersama partai politik (parpol) pendukung pemerintah.
“Ya saya melihatnya NasDem sudah tidak dianggap lagi. NasDem sudah bukan menjadi koalisi pemerintahan Jokowi lagi karena tidak diundang itu pernyataan yang keras dan tegas dari Jokowi walaupun NasDem masih mengisi kursi kabinet di pemerintahan Jokowi," ujar Ujang.
Tidak diundangnya NasDem oleh Jokowi mempertegas keretakan hubungan antara Jokowi dengan NasDem. Ujang menilai hal tersebut disebabkan lantaran pilihan politik NasDem yang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) 2024.
“Belum lagi pernyataan Jokowi bahwa NasDem bukan bagian dari koalisi menandakan bahwa NasDem sudah tidak dianggap lagi dalam pemerintahan Jokowi,” jelasnya.