Jutaan Babi Mati Diklaim Merusak Perekonomian

Ketua Asosiasi Monogastrik Indonesia, Sauland Sinaga. Foto: Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Jutaan Babi Mati Diklaim Merusak Perekonomian

Ahmad Mustaqim • 28 June 2023 18:42

Yogyakarta: Asosiasi peternak babi atau Asosiasi Monogastrik Indonesia merasa tak diperhatikan pemerintah. Pasalnya, jutaan babi mati sejak 2020 namun tak ada upaya maksimal mengendalikan penyakitnya.

"Negara harus punya sense of crisis seperti covid-19. Ini peternak makan dan hidup dari situ, nyekolahin anak dari situ," kata Ketua Asosiasi Monogastrik Indonesia, Sauland Sinaga ditemui di Yogyakarta, Rabu, 28 Juni 2023.

Ia mengatakan penyakit demam babi Afrika sudah merusak perekonomian sekitar 1,3 juta peternak babi. Penyakit demam babi Afrika, kata dia, sudah ada sejak 2019. Sejak saat itu hingga saat ini, populasi babi merosot hingga 60 persen.

"Populasi awal sekitar 15 juta sekarang tinggal tiga jutaan saja. Sekarang kondisi makin ekonomi makin sulit kami, sulit juga buat biayai anak kuliah," ujarnya.

Ia mengatakan demam babi Afrika kini sudah merebak hampir seluruh Indonesia, dari Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, hingga Sulawesi. Namun menurutnya, wilayah Papua masih aman karena jarak yang jauh.

Ia menyebut, para peternak sejauh ini memakai obat sejenis serum hingga biosekuriti untuk mencegah penyakit tersebut. Namun, kata dia, hal itu tak bisa menjamin babi tidak mati.

Menurut Sauland, perkumpulannya sudah berkomunikasi dengan distributor vaksin babi yang rencananya akan diimpor dari Vietnam. Ia berharap upaya itu segera terealisasi agar bisa kembali menormalkan perekonomian mereka.

"Mudah-mudahan dengan vaksin ini bisa mengembalikan populasi babi, karena butuh waktu lima tahun dari sekarang bila sudah divaksin. Kalau tidak, babi-babi ini kayak ulang tahun, setiap tahun kena penyakit. Bukan lagi hidup, tapi banyak yang mati," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)