Ilustrasi investasi hijau. Foto: Freepik.
Insi Nantika Jelita • 18 February 2025 12:33
Jakarta: Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menuturkan pemerintah terus aktif menggaet investasi ekonomi hijau.
Ia mengatakan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yang menjadi langkah awal menuju Indonesia Emas 2045, telah memuat sejumlah arah kebijakan penerapan ekonomi hijau dalam transformasi ekonomi.
"Dalam menghadapi perubahan global, pemerintah harus terus responsif dalam menarik investasi berkelanjutan melalui pengembangan ekosistem ekonomi hijau," kata Edi dalam acara Kompas 100 Outlook di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, dikutip Selasa, 18 Februari 2025.
Edi menyampaikan investasi berkelanjutan dapat membuka peluang-peluang ekonomi baru. Berdasarkan laporan Bloomberg New Energy Finance (Bloomberg NEF) 2023, transisi energi bersih membutuhkan investasi senilai USD3,1 triliun per tahun hingga 2050.
"Sektor seperti energi terbarukan, ekonomi sirkuler, dan teknologi hijau diprediksi akan menciptakan 25 juta lapangan kerja baru di sektor ekonomi hijau," terangnya.
Dengan melimpahnya sumber daya energi terbarukan mulai dari energi surya, hidro hingga panas bumi, Edi sesumbar banyak investor berkeinginan menanamkan modalnya di Tanah Air.
"Tiap hari kami menerima kedatangan investasi dari luar negeri yang semuanya bicaranya adalah energi bersih," aku dia.
Edi kemudian mengungkapkan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, menjadi upaya pemerintah dalam mendorong investasi berkelanjutan.
"Lewat Perpres No.112/2022, yang menargetkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050, menjadi langkah signifikan pemerintah," ucapnya.
Baca juga: KITB Jadi Kawasan Industri Unggulan yang Sukses Tarik Investasi Global |