Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini masih berkutat di zona hijau. Sejak pagi, pergerakan IHSG sudah terpantau menguat.
Berdasarkan data RTI, Selasa, 6 Mei 2025, IHSG sore ditutup menguat 66,24 poin atau setara 0,97 persen ke posisi 6.898. IHSG sebelumnya sempat dibuka ke level 6.860. Sementara itu, IHSG juga berada di level terendah 6.858 dan tertinggi di posisi 6.913.
Adapun total volume saham yang telah diperdagangkan adalah 23,189 miliar senilai Rp16,708 triliun. Sedangkan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12,029 triliun dengan frekuensi sebanyak 1.249.662 kali.
Sore ini, tercatat sebanyak 333 saham bergerak menguat. Sementara itu, sebanyak 268 saham melemah dan 205 saham lainnya stagnan.
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Saham-saham AS boncos
Sementara itu, saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), karena investor bergulat dengan gelombang baru ketidakpastian seputar perdagangan global.
Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat turun 98,60 poin, atau 0,24 persen, menjadi 41.218,83. Indeks S&P 500 turun 36,29 poin, atau 0,64 persen, menjadi 5.650,38, mengakhiri reli selama sembilan hari. Indeks Nasdaq Composite turun 133,49 poin, atau 0,74 persen, menjadi 17.844,24.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan barang konsumsi memimpin penurunan dengan masing-masing turun 2,02 persen dan 1,32 persen. Sementara itu, barang kebutuhan pokok konsumen berbalik arah dengan naik 0,02 persen.
Indeks-indeks utama memangkas kerugian sebelumnya setelah laporan yang lebih baik dari perkiraan dari Institute for Supply Management menunjukkan kekuatan di sektor jasa AS pada April. Meskipun data positif, para eksekutif perusahaan yang disurvei menyatakan kekhawatiran yang meningkat atas situasi tarif yang sedang berlangsung.
Sentimen semakin menguat oleh laporan Bloomberg yang menunjukkan India telah mengusulkan tarif nol pada baja, komponen mobil, dan farmasi untuk volume impor terbatas, secara timbal balik. Ini menjadi sebuah langkah yang dipandang berpotensi konstruktif untuk pembicaraan perdagangan.