Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Insi Nantika Jelita • 19 March 2025 11:52
Jakarta: Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu menuturkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan mendanai proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai energi alternatif pengganti liquefied petroleum gas atau elpiji.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), biaya investasi untuk proyek DME ditaksir mencapai USD11 miliar atau senilai Rp180,7 triliun (kurs Rp16.428).
"Melalui Danantara, pemerintahan ini memiliki pemikiran untuk masuk kepada (proyek) batu bara menjadi produk DME," ujar Todotua dalam acara Mining Forum 2025 secara daring, dilansir Rabu, 19 Maret 2025.
Ia menjelaskan proyek DME merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor elpiji yang terus meningkat setiap tahunnya. Mengutip data ESDM mengenai data impor LPG 2023, produksi elpiji nasional hanya sebesar 1,98 juta metrik ton, sementara kebutuhan nasional mencapai delapan juta ton lebih. Sehingga, Indonesia mengimpor elpiji lebih dari enam juta ton.
"Kita ketahui kebutuhan elpiji kita setiap tahunnya dari impor dengan angka yang cukup sangat besar. Sementara, DME ini produk substitusi dari produk elpiji yang banyak dikonsumsi masyarakat," jelas Todotua.
Ia menyebut dengan Indonesia memiliki cadangan batu bara besar, dapat mengoptimalkan pengolahan menjadi DME sebagai alternatif energi. Dengan adanya proyek ini, diharapkan impor elpiji dapat berkurang sehingga mengurangi beban ekonomi negara.
"Diharapkan apabila program DME ini bisa kita laksanakan, maka kita bisa mengurangi terhadap impor elpiji yang akan kita lakukan kedepannya," ungkap dia.
Baca juga:
Danantara Indonesia Dimasukkan ke Daftar 6 SWF Terkuat Dunia |