Zohran Mamdani bersama keluarganya saat menyampaikan pidato kemenangan di New York, 4 November 2025. (EPA)
New York: Wali Kota terpilih New York, Zohran Mamdani, menyampaikan pidato kemenangan yang menantang langsung Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sosialis Demokrat berusia 34 tahun itu, yang menjadi wali kota Muslim pertama dan keturunan India pertama yang memimpin New York, menyebut kemenangannya sebagai “fajar baru” bagi kota tersebut serta simbol perlawanan terhadap kepemimpinan Trump.
“Donald Trump, karena saya tahu Anda sedang menonton, saya punya empat kata untuk Anda: naikkan volumenya,” ujar Mamdani dalam pidato di hadapan ribuan pendukungnya, dikutip dari India Today, Rabu, 5 November 2025.
Pidato tersebut segera memicu reaksi dari Presiden Trump, yang melalui platform Truth Social menulis pesan singkat namun bernada ancaman: “DAN INILAH AWALNYA!” — menandai kemungkinan meningkatnya ketegangan politik antara Gedung Putih dan balai kota New York.
Makna politik dan janji perubahan
Kemenangan Mamdani menandai pergeseran besar dalam politik New York, yang dalam pemilu 2024 sempat menunjukkan kecenderungan ke Partai Republik. Mamdani, yang lahir di Uganda sebelum pindah ke New York pada usia tujuh tahun, menegaskan identitas dan prinsip politiknya tanpa kompromi.
“Aku muda, aku Muslim, aku seorang sosialis demokrat, dan yang paling menyakitkan dari semuanya — aku tidak akan meminta maaf atas semua itu,” ucapnya disambut sorak pendukung.
Dalam pidatonya, Mamdani mengutip mantan Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru: “Ada saat dalam sejarah ketika kita melangkah dari yang lama ke yang baru, ketika suatu era berakhir dan jiwa suatu bangsa menemukan suaranya.”
Ia kemudian menguraikan program utamanya, termasuk perawatan anak universal, transportasi umum gratis, dan pembekuan kenaikan sewa, yang disebutnya sebagai langkah untuk “mengembalikan New York kepada rakyatnya.”
Konfrontasi politik dengan Trump
Hubungan Mamdani dan Trump telah lama tegang. Sebelumnya, Trump mengancam akan memotong dana federal untuk New York jika “seorang komunis” terpilih menjadi wali kota. Menanggapi ancaman itu, Mamdani dengan tegas menyatakan, “Untuk mencapai salah satu dari kami, kamu harus melewati semua dari kami.”
Kemenangan Mamdani menegaskan posisi New York sebagai kubu utama perlawanan terhadap kebijakan Trump dan berpotensi menjadikan kota itu laboratorium bagi kebijakan progresif di Amerika Serikat. (
Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga:
Zohran Mamdani Jadi Wali Kota New York, Trump: Republik Harus Kerja Keras