Menilik Sejarah dan Perkembangan Penggunaan Gas Elpiji 3 Kg di Indonesia

Gas Elpiji 3 kg, (MI/Rendy Ferdiansyah )

Menilik Sejarah dan Perkembangan Penggunaan Gas Elpiji 3 Kg di Indonesia

Putri Purnama Sari • 1 February 2025 12:28

Jakarta: Gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) telah menjadi salah satu sumber energi utama di banyak negara, termasuk Indonesia. Penggunaannya yang praktis dan efisien menjadikannya pilihan utama untuk berbagai kebutuhan, mulai dari memasak hingga industri kecil. Salah satu produk elpiji yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah gas elpiji 3 kg, yang dikenal dengan tabung gas melon karena bentuknya yang khas.

Mulai hari ini, 1 Februari 2025, pemerintah resmi melarang penjualan gas elpiji 3 kilogram (kg) di pengecer. Jual-beli gas elpiji 3 kg hanya boleh dilakukan di pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina. 

Perubahan pengecer menjadi pangkalan ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyaluran elpiji 3 kg. Sehingga risiko oversupply dan penyalahgunaan penyaluran elpiji 3 kg bisa dihindari.

Lantas, bagaimana sejarah awal mulanya penggunaan gas elpiji di Indonesia ini? dan bagaimana perkembangannya hingga sampai ke gas elpiji 3 kg? Berikut informasinya.

Sejarah Penggunaan Gas Elpiji di Indonesia

Dilansir dari lamatn Universitas Sains dan Teknologi Komputer, penggunaan gas Elpiji di Indonesia dimulai pada tahun 1968-an, dengan produk pertamanya yakni Elpiji 12 kg yang dikemas dalam tabung 12 kg berwarna biru.

Saat itu, pemerintah mulai memperkenalkan gas ini sebagai alternatif dari bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan rumah tangga. Karena pada saat itu, kebutuhan energi masyarakat Indonesia sangat bergantung pada minyak tanah dan kayu bakar. Namun, kedua sumber energi tersebut memiliki sejumlah kelemahan, seperti keterbatasan pasokan, pembakaran yang tidak efisien, dan dampak negatif terhadap lingkungan.

Elpiji yang pada dasarnya terdiri dari campuran propana dan butana, dianggap sebagai solusi yang lebih bersih dan efisien. Gas ini lebih mudah disimpan dan dibawa, serta menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna dibandingkan minyak tanah. Pada awal penggunaannya, gas elpiji lebih banyak digunakan di kalangan masyarakat kota besar, yang memiliki akses lebih mudah ke distribusi gas ini.
 

Baca juga: Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Dihapus, Begini Cara Daftar Jadi Pangkalan Resmi

Perkembangan Gas Elpiji 3 Kg

Pada tahun 2007, PT Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang bertanggung jawab dalam penyediaan energi nasional, memperkenalkan tabung gas elpiji yang lebih kecil ke masyarakat yakni elpiji 3 kg yang lebih terjangkau dan mudah dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. 

Peluncuran pertama kali diumumkan oleh Pemerintah Indonesia dan dilakukan oleh Direktorat Minyak dan Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan dasar hukum Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006. 

Dengan harga yang lebih murah dan ukuran yang lebih kecil dibandingkan tabung gas 12 kg, tabung gas elpiji 3 kg mendapatkan sambutan hangat, terutama di kalangan keluarga miskin dan usaha kecil.

Tabung gas elpiji 3 kg, yang dikenal dengan nama "tabung melon," menjadi simbol dari program konversi energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Program ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, karena harga gas elpiji yang lebih stabil dibandingkan dengan harga minyak tanah yang sering kali berfluktuasi.
 

Baca juga: Update Harga Gas Elpiji dan Listrik Mulai 1 Februari 2025

Pengaruh Gas Elpiji 3 Kg dalam Kehidupan Masyarakat

Gas elpiji 3 kg membawa perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dengan harga yang lebih terjangkau dan pemasaran yang lebih luas, gas ini semakin populer di kalangan rumah tangga dan usaha kecil.

Banyak warung makan, pedagang kaki lima, hingga industri kecil mengandalkan elpiji 3 kg ini untuk kebutuhan operasional mereka. Kepraktisan dan efisiensi yang ditawarkan oleh gas ini turut membantu meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha kecil di Indonesia.

Namun, meskipun elpiji 3 kg memiliki banyak manfaat, penggunaannya juga tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah penyalahgunaan distribusi gas, di mana elpiji 3 kg sering kali digunakan oleh kalangan yang sebenarnya tidak berhak, seperti industri besar atau rumah tangga mampu.

Oleh karena itu, pemerintah telah resmi menghapus pengecer gas elpiji 3 kg dan dialihkan ke pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina. Hal ini untuk melakukan pembatasan dan pengawasan distribusi agar gas tersebut sampai ke tangan masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)