Ilustrasi ternak-terbak sapi di Pasar Hewan Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat lebih dari 2.000 ekor ternak masih terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Dari jumlah 2.743 kasus, 412 ekor ternak di antaranya sembuh, 231 ekor ternak mati, 81 ekor dipotong bersyarat.
"Kami terus berupaya memperluas jangkuan vaksinasi pada ternak sapi, kerbau, kambing, dan domba," kata Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti, di Yogyakarta, Kamis, 30 Januari 2025.
Syam mengatakan data di dalam sistem sebanyak 5.516 ekor ternak telah divaksin PMK. Namun, ia menyebut, data lembaganya sudah 8.090 ekor ternak telah divaksin. Menurutnya, ada data ternak divaksin yang belum dimasukkan dalam sistem.
Terlepas dari itu, Syam mengungkapkan jajarannya terus berupaya mengingatkan para peternak agar ternaknya divaksin. Pasalnya, kesadaran memvaksin ternak masih belum merata.
"Kami mengimbau peternak untuk segera melaporkan jika ada ternak yang menunjukkan gejala PMK, seperti lepuh di mulut dan kuku, demam, serta kesulitan makan," jelasnya.
Ia mengatakan percepatan pelaporan akan membantu respon penanganan ternak yang sakit dan mencegah penularan. Selain itu, pihaknya juga melakukan tindakan biosekuriti ketat pada kandang-kandang ternak, seperti penyemprotan disinfektan secara berkala hingga pembatasan lalu lintas ternak dari daerah lain.
Syam menyampaikan pencegahan akan jadi bagian lebih penting dalam perlindungan ternak dari PMK. Untuk itu, ia melanjutkan, penerapan protokol kesehatan hewan dan selektif dalam membeli akan berkontribusi menjaga kesehatan ternak-ternak di suatu wilayah, khususnya yang ada di kandang komunal.
"Dengan itu kami hatapkan kasus PMK di DIY bisa segera terkendali dan tidak berdampak lebih luas terhadap sektor peternakan dan ekonomi daerah," ungkapnya.