Gelombang Panas Mengakibatkan Anak-anak di Pakistan Dirawat

Anak-anak di Pakistan yang dirawat akibat gelombang panas. Foto: Viory

Gelombang Panas Mengakibatkan Anak-anak di Pakistan Dirawat

Fajar Nugraha • 30 May 2025 11:10

Hyderabad: Puluhan anak di Hyderabad, Pakistan dirawat di rumah sakit karena suhu yang mencapai 52 derajat Celsius. Kondisi tersebut memperparah gelombang panas yang sudah parah di wilayah ini.

Rekaman dari rumah sakit setempat menunjukkan orang tua yang khawatir merawat anak-anak yang sakit karena gastroenteritis, diare, dan dehidrasi. Sementara itu, penduduk setempat yang putus asa mandi dan berenang di kanal-kanal terdekat untuk menyejukkan diri.

Cuacanya terlalu panas dan tidak ada listrik di rumah, jadi kami datang ke sini setiap hari untuk mandi dan mencari kelegaan,” kata Waqas Ali, seorang penduduk yang mencari ketenangan di kanal-kanal, seperti dikutip Viory, Jumat 30 Mei 2025.

Penduduk setempat lainnya, Raheel Ahmed, menggambarkan kondisi yang menindas itu: “Cuaca di Hyderabad menjadi terlalu panas dalam seminggu terakhir. Suhunya naik hingga 47 derajat, dan kelembapannya membuat sulit bernapas.”


Warga Pakistan mengatasi gelombang panas dengan mandi di kali. Foto: Viory

Pemadaman listrik dan pemadaman listrik di seluruh kota telah menambah kesulitan. Warga melaporkan bahwa Perusahaan Listrik Hyderabad (HESCO) telah menerapkan pemadaman listrik yang diperpanjang, yang membuat mereka tidak mendapatkan listrik hampir sepanjang hari.

“HESCO membuat hidup kami sangat sulit. Kami mengalami pemadaman listrik terjadwal selama sepuluh jam dan pemadaman listrik tanpa pemberitahuan selama delapan jam,” kata Wali Jan.

“Itu membuat kami hanya memiliki listrik selama empat hingga enam jam, yang sebenarnya tidak cukup,” imbuh Wali Jan.

Pemerintah setempat telah mendesak warga untuk tetap berada di dalam rumah dan menghindari aktivitas yang tidak perlu di luar rumah. Departemen Meteorologi Pakistan telah mengaitkan suhu ekstrem dengan sinar matahari yang cerah dan angin yang hangat, dengan peringatan bahwa risiko kesehatan kemungkinan akan meningkat jika kondisi ini terus berlanjut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)