Ilustrasi stroke. Foto: Unsplash.com
Despian Nurhidayat • 14 June 2025 13:15
Jakarta: Dokter spesialis neurologi atau saraf di Rumah Sakit Universitas Indonesia, dr. Nurul Fadli, mengatakan bahwa strok tidak lagi identik dengan penyakit orang tua. Saat ini terdapat pola pergeseran epidemiologi strok ke arah usia produktif, bahkan dapat menyerang anak dan remaja.
“Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah kasus strok usia muda sebesar 67%. Strok di usia muda memiliki dampak yang luas baik secara ekonomi maupun sosial, yang akan membutuhkan perawatan medis lebih lama dan berbiaya besar. Data dari BPJS Kesehatan pada 2018 menunjukkan strok menghabiskan dana sebesar Rp2,56 triliun,” kata Nurul dikutip dari Media Indonesia, dilansir dari laman Rumah Sakit Universitas Indonesia.
Faktor risiko terjadinya strok antara lain hipertensi, peningkatan kadar gula darah, peningkatan kadar kolesterol, dan obesitas. Di usia produktif, faktor risiko strok lebih sering disebabkan karena gaya hidup yang kurang baik, seperti pola makan yang tidak teratur, asupan gizi yang tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, kurang bergerak secara aktif serta jarang berolahraga.
Namun strok di usia muda memiliki beberapa faktor risiko yang berbeda dengan usia tua. Faktor risiko tersebut antara lain kelainan pembekuan darah.
Beberapa penyakit yang menyebabkan gangguan pembekuan darah seperti, sindrom antifosfolipid, anemia sel sabit, lupus, kanker dan lain sebagainya. Gangguan tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah.
Baca juga:
Abai Konsumsi Obat Hipertensi, Stroke Menghampiri |