Penyerang Sinagoga di Inggris Mengaku Setia kepada ISIS

Polisi Inggris di lokasi masjid yang terkena vandalisme. Foto: Anadolu

Penyerang Sinagoga di Inggris Mengaku Setia kepada ISIS

Fajar Nugraha • 9 October 2025 13:57

London: Pria yang menyerang sinagoga di Manchester, Inggris melakukan panggilan darurat ke polisi selama aksi kekerasan. Dalam panggilan itu, pelaku mengatakan untuk "bersumpah setia" kepada kelompok Islamic State (ISIS).

Polisi antiterorisme Inggris, Rabu 8 Oktober 2025 sebelumnya menyebutkan bahwa penyerang, yang diidentifikasi sebagai Jihad al-Shamie, 35 tahun, ditembak mati oleh polisi dalam waktu tujuh menit setelah serangan, yang menewaskan dua orang Yahudi - salah satunya kemungkinan terkena peluru nyasar polisi.

“Namun, pada tahap awal serangan penyerang menelepon polisi dan mengaku bersumpah setia kepada apa yang disebut ISIS,” kata juru bicara Kepolisian Antiterorisme di Inggris barat laut, Rabu, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 9 Oktober 2025.

Adrian Daulby, 53 tahun, dan Melvin Cravitz, 66 tahun, keduanya tewas, dan tiga lainnya luka parah dalam serangan hari Kamis di kota barat laut tersebut pada hari Yom Kippur, hari paling suci dalam kalender Yahudi.

Serangan terhadap Sinagoge Jemaat Ibrani Heaton Park merupakan salah satu insiden antisemit terburuk di Eropa sejak serangan 7 Oktober 2023 di Israel yang dipimpin oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas.

Empat orang, dua pria dan dua wanita, masih ditahan untuk diinterogasi setelah serangan yang dilakukan oleh Shamie, seorang warga negara Inggris keturunan Suriah.

Konflik Gaza telah mengobarkan semangat di Inggris, dengan seringnya demonstrasi pro-Palestina di kota-kota yang menurut beberapa politisi dan kritikus telah memicu antisemitisme.

Polisi tembak dua orang

Polisi telah mengakui bahwa mereka kemungkinan menembak dua orang selama operasi untuk menghentikan serangan tersebut, satu di antaranya tewas dan satu lainnya mengalami luka serius.

Sebuah badan pengawas kepolisian Inggris sedang menyelidiki penembakan polisi terhadap Shamie, serta kematian Daulby setelah ia meninggal dunia akibat luka tembak yang fatal.

Kantor Independen untuk Perilaku Kepolisian (IOPC) mengatakan tidak ada bukti bahwa selain polisi menggunakan senjata api di tempat kejadian perkara.

“Investigasi tersebut akan mencakup apakah polisi mungkin telah menyebabkan atau berkontribusi pada kematian pria yang kemudian diketahui menderita luka tembak fatal,” kata pernyataan IOPC pekan lalu.

Inggris, seperti negara-negara Eropa lainnya dan Amerika Serikat, telah mencatat peningkatan tajam insiden antisemit dalam hampir dua tahun sejak konflik Gaza dimulai.

Tahun lalu merupakan tahun terburuk kedua dalam catatan untuk insiden semacam itu, hanya dilampaui oleh tahun 2023, menurut Community Security Trust, yang menyediakan layanan keamanan bagi organisasi-organisasi Yahudi di seluruh Inggris. Lembaga tersebut mencatat lebih dari 3.500 insiden pada tahun 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)