Pj Gubernur Jatim Tinjau Vaksinasi PMK di Pujon Malang

Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, meninjau peternakan sapi di kandang komunal UPT pakan ternak milik Koperasi SAE Pujon, Kabupaten Malang, Sabtu, 11 Januari 2025. Dokumentasi/ Pemprov Jatim.

Pj Gubernur Jatim Tinjau Vaksinasi PMK di Pujon Malang

Daviq Umar Al Faruq • 11 January 2025 18:31

Malang: Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, meninjau tempat peternakan sapi di kandang komunal UPT pakan ternak milik Koperasi SAE Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, 11 Januari 2025. Kunjungan ini merupakan sebuah bentuk perhatian serius dari Pemprov Jatim atas merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

Peninjauan dilakukan untuk mengantisipasi PMK agar tidak semakin meluas menjangkit hewan ternak di Jawa Timur. 

"Kita benar-benar mengantisipasi PMK dengan dimulai dengan memperketat kebijakan jalur lalu lintas perdagangan sapi serta hewan ternak lainnya,  membersihkan kandang dan lingkungan dengan cairan disinfektan serta pemberian vaksinasi kepada ternak sehat sebagai langkah pencegahan," kata Adhy di Malang, Sabtu, 11 Januari 2024.
 

Baca: Pemerintah Daerah Diminta Aktif Ajukan Kebutuhan dan Realisasi Vaksin PMK
 
Merebaknya kasus PMK membuat Adhy meminta kepada seluruh koperasi untuk bisa melakukan vaksinasi mandiri seperti yang dilakukan koperasi SAE Pujon. Menurutnya ini bisa dijadikan contoh strategis untuk bersama sama secara masif memerangi wabah PMK. 

"Ketika wabah PMK kembali melonjak, koperasi langsung memberikan vaksinasi dan vitamin kepada hewan ternak sapi," jelasnya. 

"Koperasi mengurus dan anggota memelihara hewan yang sudah sehat. Sedangkan kepemilikan sapi pribadi, vaksin masih tetap menjadi tanggung jawab kami," imbuhnya. 

Adhy menyebut saat ini ada 25 ribu vaksin yang sedang berjalan, ditambah vaksin dari APBD sebanyak 325 ribu dan dari Kementerian Pertanian sebanyak 1,4 juta vaksin. 

"Memang kebutuhan vaksin 6-7 juta vaksin. Akan kami masifkan seiring dengan terjadinya peningkatan PMK," ujarnya.  

Tercatat sejak 1 Desember 2024 sampai 10 Januari 2025, terdapat 11.317 sapi yang mana kondisinya 70 persen proses penyembuhan, 22 persen sembuh dan sisanya mati dan dipotong paksa. 

"Ini belum besar karena prosentase 3 persen dari populasi," bebernya.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)