Masjid di Lahore, Pakistan yang rusak berat akibat serangan India. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 8 May 2025 06:05
Islamabad: Pakistan telah memperingatkan akan membalas mereka yang tewas akibat serangan udara India yang menurut New Delhi merupakan respons terhadap serangan di Kashmir. Kondisi ini menandakan eskalasi yang akan segera terjadi dalam kekerasan terburuk dalam beberapa dekade antara kedua negara tetangga yang bersenjata nuklir itu.
Setidaknya 43 kematian telah dilaporkan sejauh ini, dengan Islamabad mengatakan 31 warga sipil tewas akibat serangan dan penembakan India di sepanjang perbatasan, dan New Delhi menambahkan sedikitnya 12 orang tewas akibat penembakan Pakistan.
"Kami berjanji, bahwa kami akan membalas setiap tetes darah para martir ini," kata Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dalam pidatonya kepada rakyat pada Rabu malam waktu setempat, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis 8 Mei 2025.
Tentara India mengklaim telah menghancurkan sembilan kamp teroris di Pakistan pada dini hari Rabu, dua minggu setelah New Delhi menyalahkan Islamabad karena mendukung serangan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang disengketakan yang dikelola India. Semua tuduhan itu dibantah oleh Pakistan.
Juru bicara militer Pakistan Ahmed Sharif Chaudhry mengatakan lima jet tempur India telah jatuh di perbatasan. Seorang sumber keamanan senior India, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan tiga jet tempurnya telah jatuh di wilayah asalnya.
Kedua belah pihak telah saling tembak artileri berat di sepanjang Garis Kontrol yang membagi Kashmir, yang diklaim sepenuhnya oleh kedua negara tetapi dikelola secara terpisah.
Kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut telah berperang dalam dua perang skala penuh di wilayah yang terbagi tersebut sejak mereka dipisahkan dari subbenua tersebut setelah memperoleh kemerdekaan dari kekuasaan Inggris pada tahun 1947.
"Terdengar suara-suara mengerikan di malam hari, ada kepanikan di antara semua orang," kata Muhammad Salman, yang tinggal di dekat sebuah masjid di Kashmir yang dikelola Pakistan yang terkena serangan India.
"Kami pindah ke tempat yang lebih aman kami sekarang tidak punya rumah," tambah Tariq Mir yang berusia 24 tahun, yang kakinya terkena pecahan peluru.
India mengatakan bahwa tindakannya "telah terfokus, terukur, dan tidak menimbulkan eskalasi".
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif menuduh Perdana Menteri India Narendra Modi melancarkan serangan untuk "menaikkan" popularitasnya di dalam negeri, seraya menambahkan bahwa Islamabad "tidak akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan masalah ini".