3.000 Peserta dari 130 Negara Berkumpul di WEF 2025

Pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) 2025 di Davos, Swiss digelar mulai hari ini, 20 Januari 2025 hingga 24 Januari 2025. Foto: Xinhua/Lian Yi.

3.000 Peserta dari 130 Negara Berkumpul di WEF 2025

Ade Hapsari Lestarini • 21 January 2025 12:48

Davos: Inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) tengah membentuk kembali lanskap global. Risiko tradisional dalam krisis geopolitik, fragmentasi ekonomi, dan perubahan iklim juga membawa ketidakpastian besar.

"Menghadapi tantangan seperti itu, pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) 2025 akan menumbuhkan semangat kerja sama dan optimisme yang konstruktif," kata Pendiri dan Ketua Dewan Pembina WEF, Klaus Schwab, dilansir Xinhua, Selasa, 21 Januari 2025.

Dengan harapan menemukan solusi yang layak untuk tantangan global di era cerdas, hampir 3.000 peserta dari lebih dari 130 negara berkumpul pada Senin di kota Davos, Swiss, untuk menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF).

Sementara inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) tengah membentuk kembali lanskap global, risiko tradisional dalam krisis geopolitik, fragmentasi ekonomi, dan perubahan iklim juga membawa ketidakpastian besar.

"Menghadapi tantangan tersebut, pertemuan tahunan WEF 2025 akan menumbuhkan semangat kerja sama dan optimisme yang membangun," ujar Schwab.
 

Tantangan dan peluang di era kecerdasan


Schwab mengatakan, kemajuan pesat dalam AI, komputasi kuantum, dan blockchain telah mendorong dunia memasuki era kecerdasan.

Kemajuan teknologi baru, ditambah dengan risiko yang sudah lama ada, menciptakan konvergensi yang menghadirkan tantangan yang semakin rumit bagi pembangunan global.

WEF memperingatkan dalam Laporan Risiko Global 2025, konflik bersenjata berbasis negara, cuaca ekstrem, konfrontasi geoekonomi, misinformasi dan disinformasi, dan polarisasi masyarakat adalah lima risiko utama yang dihadapi dunia pada 2025.


Pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) 2025 di Davos, Swiss digelar mulai hari ini, 20 Januari 2025 hingga 24 Januari 2025. Foto: Xinhua/Lian Yi.

 
Baca juga: Indonesia Manfaatkan Forum Ekonomi Dunia 2025 untuk Promosi Investasi


Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi mengatakan, karena situasi di Ukraina, Timur Tengah, dan Sudan, krisis geopolitik dan konflik bersenjata telah melonjak ke puncak risiko global pada 2025, yang membawa ketidakpastian bagi pembangunan global.

Edisi Januari 2025 dari Prospek Kepala Ekonom WEF menyoroti tantangan signifikan bagi ekonomi global pada 2025. Lebih dari separuh ekonom yang disurvei mengantisipasi prospek ekonomi yang melemah.

Laporan tersebut memperingatkan fragmentasi ekonomi global akan semakin dalam, proteksionisme akan menghambat perdagangan internasional, dan masalah utang dan inflasi yang sedang berlangsung akan menghambat pertumbuhan. Lebih jauh, pemulihan ekonomi di seluruh wilayah utama diperkirakan tidak merata.
 

Rantai pasokan global telah berubah secara signifikan di era pascapandemi


Dalam wawancara baru-baru ini dengan Xinhua, Presiden dan CEO WEF Borge Brende mengatakan rantai pasokan global telah berubah secara signifikan di era pascapandemi, dan pola seperti nearshoring mulai muncul.

Brende menekankan decoupling akan berdampak negatif yang sangat besar pada ekonomi global. Dana Moneter Internasional percaya decoupling yang parah dan tarif yang tinggi dapat menyusutkan ekonomi global hingga tujuh persen.

Pada masalah lain, AI membentuk kembali pola pertumbuhan ekonomi global dan membawa momentum pertumbuhan baru. 
"Jika Anda menerapkan AI dengan cara yang baik, itu dapat meningkatkan produktivitas hingga 10 persen dalam dekade mendatang," kata Brende.

Ekonom senior di Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Liang Guoyong, mencatat selama dekade terakhir, digitalisasi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global. Saat ini, kecerdasan buatan telah muncul sebagai mesin teknologi yang menggerakkan ekonomi digital.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)