Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 3 December 2023 08:33
Wina: Produk Domestik Bruto (PDB) Austria turun sebesar 1,8 persen secara riil pada kuartal ketiga tahun ini. Kondisi ini menyusul adanya kontraksi sebesar 1,4 persen pada kuartal kedua 2023.
Statistik Austria menyatakan, hal tersebut mengindikasikan perekonomian negara tersebut telah melemah dan memasuki resesi. Resesi didefinisikan sebagai kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
"Menyusul booming ekonomi hingga pertengahan 2022, perlambatan ekonomi terus berlanjut dengan tingkat pertumbuhan yang sedikit negatif sejak kuartal kedua tahun 2023," kata Direktur Jenderal Statistik Austria Tobias Thomas dalam pernyataannya, dilansir Xinhua, Minggu, 3 Desember 2023
Thomas menambahkan, resesi di Austria terutama disebabkan oleh menurunnya output ekonomi industri dan perdagangan, masing-masing turun sebesar 4,2 persen dan 7,6 persen, year on year pada kuartal III-2023.
Baca juga: Pesta Rakyat 2023 Jadi Acara yang Dinanti Warga Kota Wina
Namun demikian, Statistik Austria mengatakan sisi positifnya adalah Austria, yang dilanda inflasi tinggi sejak awal 2022, mengalami penurunan tingkat inflasi tahunan dari 11,2 persen pada Januari menjadi 5,4 persen pada Oktober. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan harga energi.
Selain itu, negara ini juga mengalami pertumbuhan yang pesat di sektor pariwisata tahun ini, dengan mencatat rekor tertinggi yaitu 80,89 juta orang yang menginap semalam di musim panas lalu (Mei hingga Oktober).
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), dalam laporan prospek ekonomi terbarunya yang diterbitkan Rabu, memproyeksikan perekonomian Austria akan menyusut sebesar 0,4 persen tahun ini.
OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Austria perlahan meningkat menjadi 0,6 persen pada 2024 dan 1,5 persen pada 2025.