Ketegangan di Asia: Negara Mana Saja yang Sedang Berkonflik?

Suriah menjadi negara yang dipenuhi dengan konflik. Foto: Anadolu

Ketegangan di Asia: Negara Mana Saja yang Sedang Berkonflik?

Fajar Nugraha • 12 December 2024 22:31

Jakarta: Asia, sebagai salah satu benua terbesar di dunia, terus menjadi saksi berbagai konflik yang melibatkan negara-negara di dalamnya. Beberapa negara Asia saat ini tengah menghadapi ketegangan yang tidak hanya berdampak pada stabilitas regional tetapi juga memiliki implikasi global.

Berikut adalah daftar negara Asia yang sedang dilanda konflik beserta penyebabnya:

Ketegangan di Myanmar

Negara bagian Rakhine di Myanmar menjadi saksi dari perebutan kekuasaan antara junta militer dan kelompok pemberontak Arakan Army (AA). Dalam perkembangan terkini, AA menguasai sekitar 80% wilayah Rakhine, termasuk wilayah strategis Ann dan Toungup. 

Keberhasilan ini memberikan mereka kendali atas jalur vital yang menghubungkan zona ekonomi Kyaukpyu, tempat proyek infrastruktur besar yang didukung oleh Tiongkok berada.

Pada akhir November 2024, AA berhasil merebut pos-pos terakhir junta di empat wilayah Ann, sehingga memungkinkan mereka mendekati markas Komando Militer Barat. Junta merespons dengan serangan udara dan pengiriman bala bantuan. 

Konflik ini tidak hanya berdampak pada stabilitas Myanmar tetapi juga kepentingan ekonomi Tiongkok, yang telah lama menjadi pendukung junta sejak kudeta militer 2021.

Kejatuhan Rezim Assad dan masa depan Suriah

Setelah lebih dari lima dekade di bawah kekuasaan keluarga Assad, pemerintahan Bashar al-Assad akhirnya tumbang menyusul serangan besar yang dilancarkan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan sekutu pemberontaknya. Dalam dua pekan, mereka merebut Aleppo, Homs, hingga Damaskus, memaksa Assad melarikan diri ke Rusia. 

Keberhasilan pemberontak didukung oleh lemahnya posisi pemerintah akibat perang berkepanjangan, sanksi ekonomi, dan berkurangnya dukungan sekutu seperti Rusia dan Iran. Di tengah euforia kemenangan, HTS menjanjikan masa depan inklusif bagi Suriah, meski statusnya sebagai organisasi teroris tetap memicu kekhawatiran internasional.

Dunia kini mengamati arah baru Suriah yang menghadapi tantangan berat dalam transisi menuju stabilitas. Sementara itu, konflik berlanjut di berbagai wilayah seperti Deir al-Zour dan perbatasan Turki, dengan banyak faksi saling memperebutkan kekuasaan. 

Negara-negara seperti AS, Rusia, dan Turki menyerukan solusi berbeda, mencerminkan beragam kepentingan geopolitik di wilayah ini. Meski Assad telah pergi, masa depan Suriah masih dibayangi ketidakpastian, dengan jutaan rakyatnya yang terlantar berharap pada perdamaian dan rekonstruksi yang belum pasti terwujud.

Hubungan India–Pakistan: Konflik Kashmir dan Dinamika Regional

Hubungan antara India dan Pakistan telah lama dirundung ketegangan akibat konflik Kashmir yang berlangsung sejak 1947. Kedua negara mengklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari kedaulatan mereka, memicu berbagai perang dan bentrokan, termasuk perang Kargil pada 1999 dan insiden terbaru yang menewaskan seorang perwira India pada 2024. 

Pakistan secara konsisten menuduh India melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Jammu dan Kashmir, sementara India menuduh Pakistan mendukung kelompok-kelompok pemberontak domestik. 

Tiongkok, sebagai sekutu utama Pakistan dan rival strategis India, menambah kompleksitas konflik ini. Sebagai mitra utama dalam Koridor Ekonomi Tiongkok–Pakistan, Beijing telah memainkan peran penting dalam ekonomi Pakistan, sementara India terus memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. 

Di tengah kebuntuan ini, India semakin mengokohkan posisi Jammu dan Kashmir melalui pencabutan Pasal 370 pada 2019 dan pengumuman pemilu pertama dalam satu dekade di wilayah tersebut pada 2024. Pakistan, di sisi lain, menghadapi tekanan domestik akibat masalah ekonomi dan ancaman terorisme, yang membuat peluang untuk dialog semakin kecil. 

Hingga salah satu pihak bersedia berkompromi, konflik ini tampaknya akan terus membayangi hubungan kedua negara.

Dua Korea: Ketegangan di Semenanjung Korea

Sementara itu, di Semenanjung Korea, tuduhan provokasi menggunakan drone semakin memperkeruh hubungan antara Korea Utara dan Selatan. Korea Utara mengklaim bahwa Korea Selatan mengirimkan drone ke Pyongyang untuk menyebarkan selebaran propaganda. 

Tuduhan ini dibantah oleh Seoul, meskipun ketegangan meningkat dengan penghancuran simbolis dua jalan penghubung antara kedua negara oleh Pyongyang.

Kim Jong Un memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat dukungan internal, dengan menyebut Korea Selatan sebagai "musuh utama". Eskalasi ini menggambarkan strategi Korea Utara yang sering kali mengandalkan retorika ancaman untuk memperkuat legitimasi rezim di mata rakyatnya. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)