Harga Emas Volatil Usai Pidato The Fed

Ilustrasi. Foto: Associated Press.

Harga Emas Volatil Usai Pidato The Fed

Ade Hapsari Lestarini • 10 November 2023 11:51

Jakarta: Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan secara teknikal, harga emas dunia cenderung mengalami kenaikan sebelum berita "The Fed Chairman Powel Speech" dini hari tadi. Meskipun berita tersebut tampaknya tidak terlalu berpengaruh.

"Harga Emas akan sangat volatil tampaknya," ujarnya, Jumat, 11 November 2023.

Menurut Fischer, meskipun terjadi kenaikan harga emas kemarin, hal tersebut hanya bersifat jangka pendek. Analisis jangka panjang menunjukkan kecenderungan penurunan harga emas, dan perbandingan harga masih lebih rendah dari harga tertinggi sebelumnya.
 

Pergerakan harga emas secara fundamental


Secara fundamental, Fischer mencatat harga emas mulai mengalami penguatan setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut. Penguatan ini terjadi setelah pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat, Jerome Powell, mengenai prospek suku bunga AS. Powell menyatakan perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi.

Dia mengatakan pada perdagangan Kamis, 9 November 2023, harga emas di pasar spot ditutup dengan kenaikan 0,43 persen di posisi USD1.958,19 per troy ons. Kenaikan ini diharapkan menjadi tanda positif setelah tekanan tiga hari sebelumnya. Pukul 06.00 WIB Jumat, harga emas di pasar spot bergerak stagnan di posisi USD1.958,22 per troy ons dengan kenaikan tipis sebesar 0,002 persen.

Fischer mengatakan, Powell menegaskan dalam pidatonya perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi, namun para analis mencatat banyak pelaku pasar mengasumsikan siklus kenaikan suku bunga mungkin telah berakhir. Beberapa pejabat The Fed memberi isyarat sebaliknya, mengingat perekonomian AS yang tetap kuat.


Baca juga: Harga Emas Dunia Terpeleset Gara-gara Komentar Powell
 

Proyeksi harga emas


Andrew mengatakan harga emas kemungkinan akan tetap berada di kisaran di bawah USD2.000 per ons sepanjang 2023, dengan geopolitik yang masih memberikan pengaruh besar. Emas batangan mengalami penurunan lebih dari USD40 setelah mencapai USD2.000 per ons minggu lalu, terutama karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang mendorong aliran masuk ke aset safe-haven.

"Harga emas bergerak di atas USD2.100 pada kuartal kedua 2024, dan katalis utamanya adalah perlunya The Fed untuk memulai penurunan suku bunga. Pelaku pasar juga mengamati pernyataan hawkish Powell, sambil mencatat pergerakan emas masih didorong oleh panasnya konflik di Timur Tengah," ujar dia.

Di sisi lain, selain pidato The Fed, investor tampaknya masih memberi perhatian terhadap update terbaru dari konflik Timur Tengah. Dalam perkembangan terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak kesepakatan gencatan senjata selama lima hari dengan kelompok Hamas di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan beberapa sandera yang ditahan di wilayah tersebut pada awal konflik tersebut. Ada ribuan korban jiwa setelah konflik tersebut. "Ini kembali mencuri perhatian serius para investor," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)